Kamis, 28 Agustus 2008

Don't Do 4 M

Malu, Malas, Marah, Menyerah

Keempat kata diatas ini harus sangat dihindari oleh setiap penjual dalam bidang apapun. Jangan menganggap remeh kata-kata itu, karena keempat kata tersebut adalah sikap yang apabila dilakukan apalagi kalau sampai dibiasakan untuk dilakukan, maka dampaknya akan ”fatal” terhadap penjualan.

Seorang penjaga toko handphone terlihat malu-malu duduk di belakang etalase tokonya. Setiap orang yang lalu lalang dibiarkan melewati tokonya tanpa sepatah dua patah kata pun terucap dari bibirnya, walaupun hanya sekedar memanggil orang untuk mampir. Mengapa dia berbuat demikian? Tidak terbiasa? Atau mungkin dia malu untuk memanggil? Namun apapun alasannya, sebagai seorang sales, seharusnya dia tidak boleh hanya duduk diam, menunggu orang mampir dengan sendirinya. Seandainya saja dia memanggil orang yang lewat, “Silahkan Bu/ Pak.. lihat-lihat dulu..”. Mungkin saja orang yang tadinya hanya sekedar berjalan melewati toko, namun karena mendengar dirinya dipanggil, akhirnya berhenti sejenak atau bahkan mampir. Yah.. kita tidak akan pernah tahu hal seperti ini akan berakhir dengan adanya penjualan atau tidak. Tapi setidaknya kita sudah menciptakan adanya kesempatan.

Jadi, jangan malu yah..!

Kebetulan saya suka belanja terutama pakaian, jadi sempat saya memperhatikan cara menanggapi pelanggan dari setiap toko/ butik yang saya kunjungi. Pada suatu kesempatan, iseng saja, saya mampir ke sebuah Butik Pakaian, yang belum pernah saya datangi sebelumnya. Saya tertarik dengan satu model pakaian yang dipajang di toko itu, namun sayang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran badan saya. Kemudian saya bertanya kepada salah satu pegawai, “Mbak, bisa lihat yang ukurannya lebih kecil?”. Si pegawai, yang saat itu memang terlihat agak sibuk melayani pelanggan, lantas cepat saja menjawab “Tidak ada”. Dia mengucapkan pernyataan itu tanpa sempat dia memperhatikan model pakaian yang saya tunjukkan kepadanya. Saya pikir hebat sekali pegawai itu, tahu persis bahwa pakaian yang saya inginkan sudah habis dari stok. Padahal stok pakaian yang ada di toko tersebut pasti sangat banyak dan beraneka ragam.
Yah sudahlah.. karena ukuran pakaian yang saya inginkan tidak ada, maka saya mengalihkan ke model lainnya, mungkin ada yang cocok. Namun tak berapa lama berselang, seorang pelanggan lain menanyakan pakaian dengan model dan ukuran yang saya tanyakan tadi. Namun anehnya, pegawai itu tidak menjawab “tidak ada”, seperti yang dia katakan kepada saya sebelumnya, melainkan dia berusaha mencari di stok pakaiannya, dan ternyata… ada ! uughhhh…#$@%^! Ehmm… entah apa sebabnya dia melakukan hal sepeti itu, apakah dia kebetulan sedang sangat sibuk saat saya bertanya kepadanya, atau dia malas mencarikannya untuk saya, karena saya orang baru, sedangkan orang yang lain tersebut adalah langganan tetapnya. Namun apapun alasannya, dia telah melewatkan kesempatan mendapatkan langganan baru. Yah.. kita tidak akan pernah tahu apakah dia akhirnya berhasil menjual kepada pelanggannya itu atau saya, yang merupakan orang baru dan mungkin sebagai calon pelanggan tetap berikutnya…

Jadi, jangan malas dong.. !

Seorang ibu datang ke salah satu toko mainan. Ia ingin mencarikan hadiah ulang tahun untuk anaknya. Beberapa mainan telah dia minta ke pegawai toko untuk dicoba, mulai dari robot-robotan, mobil-mobilan sampai notebook mainan untuk anak, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda bahwa si ibu cocok dengan salah satu mainan diantaranya. Memang sepertinya ibu itu “agak bawel dan ribet”, hehe.. maklumlah ibu-ibu.. . Sang pegawai yang sedari awal melayani si ibu mulai jenuh dan nampak kesal. Kemudian dia meminta kepada salah satu teman pegawai lainnya untuk gantian melayani, sembari menggerutu, “Ngapain sih dari tadi coba ini itu tapi ga beli-beli.., emang cuma dia aja yang mau beli”. Marah… ya pegawai itu marah karena merasa lelah melayani dan semakin kesal karena si ibu tidak jadi membeli. Bagaimanapun perilaku si ibu, namun pegawai tersebut tidak seharusnya marah atau kesal. Sebagai penjual seharusnya tetap menerapkan konsep “Pembeli adalah Raja”, sehingga apapun yang dilakukan calon pembeli (ribet, bawel, pelit, dsb) tetap harus ditanggapi dengan sikap yang baik. Yah.. kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, mungkin saja si ibu tadi hanya sedang bingung memilih, sehingga dia meninggalkan toko sejenak, untuk kemudian dia kembali lagi dengan satu keputusan, mainan mana yang akan dibeli.

Jadi, jangan marah dulu ya.. !

Saya tertarik dengan cara menjual/ menarik minat pelanggan dari salah satu pemilik Butik Pakaian yang pernah saya kunjungi. “Pantang menyerah..” Ya.. dia dengan gigihnya membuat suatu closing penjualan dengan calon pembelinya. Entah daya tarik apa yang membuat saya akhirnya membeli pakaian di toko itu, yang pasti saya melihat adanya sikap pantang menyerah dari penjual itu. Sempat beberapa kali saya mengurungkan niat untuk membeli (karena harga belum cocok), dengan berpura-pura pergi meninggalkan toko itu, bahkan sempat saya mengatakan “Nggak deh.. lain waktu aja.”. Namun si penjual itu memanggil saya, dan lagi-lagi mengajak saya untuk meneruskan proses nego harga dengan gigihnya, sembari sesekali mengucapkan kalimat yang menarik perhatian saya. “Bagus deh, cocok sekali dipakainya. Baju-baju koleksi kami ini beda dengan baju di toko-toko lain, karena saya yang bawa sendiri dari luar negeri. Jadi, jumlahnya terbatas dan mba tidak akan menemukan model dan bahan seperti ini di toko lain. Bla..bla..bla”. Sampai akhirnya, saya membeli juga, tentu dengan harga yang mungkin menguntungkan kedua belah pihak. Satu sama lain berkorban lah.. Itu baru OK..

Jadi, jangan menyerah..!

Beberapa ilustrasi diatas, kerapkali kita temui dan alami di kehidupan sehari-hari. Namun, apabila suatu saat kita berada di posisi sebagai penjual, maka sebaiknya 4 M ini dihindari.
Jadi ……
Jangan Malu !
Jangan Malas !
Jangan Marah !
Jangan Menyerah !

Keep our spirit …

Senin, 25 Agustus 2008

Buat Promosi Yang Unik & Menarik Yuukss..

“Paket Untung.. Paket Untung.. Penjualnya dapat.. Pembelinya pun dapat.. !”

Riuh jauh kudengar dari sebuah toko tempat aku berdiri. Tak hanya aku, hampir semua orang memalingkan pandangan untuk mencari dan melihat sumber keramaian itu. Terlihat dari ujung jalan, beberapa orang berpakaian hijau kuning nan nyentrik (sebut saja “Kelompok Hijau Kuning”), berjalan berkeliling sambil beberapa orang membawa dan memainkan alat musik berupa genderang dan kerincingan, dan seorang wanita cantik nan genit sebagai MC-nya. Sembari mengelilingi area pertokoan handphone, terkadang sesekali mereka “show off”, di area yang terlihat agak kosong, mengajak para pengunjung di sekitarnya untuk berjoget dan ber”quiz” ria bersamanya. Meriah, heboh, lucu.. ya itulah kesan yang kurasakan.

Apa yang kulihat saat itu adalah suatu bentuk promosi untuk menarik pelanggan, merefresh pelanggan atas brand image produknya atau sekedar menghibur pelanggan. Yah.. tapi apapun alasannya, tentu ada keuntungan yang dinikmati oleh pelanggan, baik pelanggan besar maupun eceran. Setiap toko yang dilewati “Kelompok Hijau Kuning” itu dan didapati adanya poster produk yang tertempel di dinding, maka toko mendapatkan hadiah berupa voucher Rp50 ribu. Begitu pula dengan customer toko handphone yang dilewati dan kedapatan sedang membeli produk tersebut, juga mendapatkan hadiah langsung berupa voucher Rp50 ribu. Yah.. sesuai dengan tema produk tersebut yang sering kita dengar dan lihat di media elektronik maupun cetak (“…., Paket Untung… Bonus Talktime 50%, Bla..bla..“, tidak perlu disebutkan nama produknya ya.. nanti dikira promosi.. ).

Walaupun nilai hadiah yang diberikan tidak terlalu besar, namun cara promosi seperti ini tentu akan berdampak positif di mata konsumen. Setidaknya konsumen akan teringat kejadian yang dilihatnya saat itu. Dan positifnya, bagi orang-orang yang saat itu belum menjadi pelanggan, kemudian dengan adanya promosi unik yang dilihatnya, mereka akan mulai mencari tahu tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki produk tersebut dibandingkan produk lainnya. Kesempatan..!! ya itulah kesempatan yang diharapkan perusahaan yang melakukan promosi tersebut untuk menarik pelanggan baru. Kesempatan lainnya, bagi para pelanggan yang sudah menggunakan produk tersebut, maka promosi yang dilakukan akan menjadi “reminder” atas produk, dan mungkin saja mereka akan menceritakan pengalamannya ke teman-teman yang belum menggunakan produk tersebut.

Promosi… Mmhh.. ya promosi sangatlah penting artinya bagi setiap penjual atau perusahaan yang hendak memasarkan produknya. Coba bayangkan, apabila kita punya produk untuk dijual, tapi kita hanya duduk menunggu pelanggan datang untuk membelinya. Kalau kata Tarzan (pelawak Srimulat itu lho), “Suatu Hal Yang Mustahal” kali ya…. Hehe…

Beberapa kunci keberhasilan sebuah promosi sebagai berikut :

1. Promosi yang dilakukan harus dapat dilihat dan ditemui khalayak ramai. Sebagai contoh, iklan di televisi pada saat acara yang sangat digemari oleh masyarakat. Sehingga pada saat acara televisi berlangsung, akan banyak penonton yang menyaksikan iklan yang tersisipkan diantaranya. Contoh lain, iklan di Billboard yang ditempatkan di jalan-jalan utama, yang pasti ramai dilalui pengunjung. Atau contoh lainnya, iklan di radio dengan memilih stasiun radio yang sudah dikenal dan sangat diminati masyarakat tentunya.
2. Promosi yang dilakukan haruslah dikemas secara unik dan menarik (tidak harus nyentrik atau norak lho, he..). Intinya agar pesan yang tersirat di dalam promosi harus sampai ke konsumen, mudah dimengerti dan diingat oleh konsumen. Sebagai contoh, iklan “Memang Tango Enak” (sederhana namun jelas mengiklankan langsung ke produknya), iklan Star Mild versi “Obsesi Sutradara” atau “Obsesi Sutradara” (memang iklan ini tidak langsung mengena ke produknya, namun iklan ini cukup unik dan sebagian besar masyarakat mungkin sudah tahu iklan produk apa itu. Seandainya tidak tahu pun, pasti penasaran ingin tahu deh… ).
3. Apabila kunci pertama (timing sudah tepat) dan kunci kedua (isinya sudah oke), kunci yang lain adalah frekuensi iklan. Semakin sering promosi dilakukan, tentu mau tidak mau, orang akan menyaksikan, melihat atau mendengar, dan apabila ini dilakukan secara kontiniu, maka hasilnya akan lebih efektif. Catatan : Yah… mengenai hal ini tentu terkait dengan anggaran, karena seperti kita ketahui bersama, anggaran promosi itu sangatlah mahal.

Jadi.. kita buat promosi yang unik dan menarik yuuukkkssss…

Berbagi Kasih dengan Sesama

" Tiada yang lebih berharga, ketika kita bisa berbagi dengan sesama yang membutuhkan uluran tangan kasih kita... "

Sabtu, 24 Mei 2008

Di hari Sabtu yang cerah, 3 mobil telah berkumpul di sebuah rumah mungil nan rapi di daerah Lebak Bulus, tepatnya Jl. Nangka No. 4. Sebuah yayasan penyandang cacat “Bakti Luhur”, sebagai tujuan bakti sosial kami, sebagai wujud kasih sayang dan peduli kami terhadap sesama.

“Hari ini kurasa bahagia..
Berkumpul bersama saudara semua..
Tuhan Allah tlah satukan kita
Tanpa memandang diantara kita..
Bergandengan tangan dalam kasih
Dalam satu hati..
Berjalan dalam terang kasih Tuhan..
Kau saudaraku..
Kau sahabatku..
Tiada yang dapat memisahkan kita..”

Begitu hangat.. begitu menyentuh hati kami, ketika lantunan lagu tersebut dinyanyikan dengan kompak oleh mereka (anak-anak dan dewasa), penghuni yayasan, menyambut kedatangan kami.. Sambung menyambung, satu demi satu lagu mereka bawakan dengan sepenuh hati.. Kami pun sangat bahagia.. terharu dengan kebersamaan yang mungkin sangat jarang kami rasakan sebelumnya.

Tak mengenal ras, suku, agama, kami berbaur dengan suasana yang begitu istimewa hari itu. Walaupun mereka cacat (secara fisik atau mental), namun tak ada rasa rendah diri yang terlihat di diri mereka, justru mereka sangat percaya diri dengan kemampuannya... menyanyi.. menari.. bahkan menjawab beberapa pertanyaan seputar ”pendidikan rohani”.

Sangat mulia para pekerja sosial (yang kebetulan adalah para suster) dalam merawat mereka semua di yayasan tersebut, karena kami sangat merasakan betapa sulitnya hari-hari yang harus mereka lalui.. Namun, kami percaya, semua niat dan perbuatan baik akan diridhoi oleh Yang Maha Kuasa.

Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu.. kami pun harus mengakhiri kebersamaan hari itu.. mereka nampaknya butuh istirahat, karena kedatangan kami di sore hari itu sebenarnya agak mengganggu waktu istirahat mereka, kasihan... , dan kami pun sudah lelah sedari siang mempersiapkan acara bakti sosial itu.

Akhir acara, kami dihantar dengan sumbangan sebuah lagu dari seorang anak,

”...

Reff.
Bapa sentuh hatiku..
Ubah hidupku.. menjadi yang baru...
Bagai emas yang murni
Kau membentuk bejana hatiku..
Bapa.. ajarku mengerti
Semua kasih, yang selalu memberi
Sperti air mengalir .... yang tiada pernah berhenti... ”

Selamat tinggal teman-temanku ... kami akan datang kembali di lain waktu.. walaupun tidak di tempat yang sama, kami akan berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudari kami yang lainnya. Yang pasti, hati kita telah menyatu, dan semua kenangan indah kita bersama tlah tersimpan di lubuk hati yang terdalam.

Tuhan memberkati kita semua
Amin..