Minggu, 09 Mei 2010

Kini kami adalah Sahabatmu..., Sahabat Thalassaemia Indonesia..!

Berawal dari nge-blog, aktivitas iseng yang biasa kulakukan, menulis tentang apa saja yang aku lihat, aku rasakan dan aku pikirkan.. Dan salah satu topik tulisanku yaitu tentang pengalamanku pada suatu kesempatan mengunjungi para penderita Thalassaemia di RSCM – Jakarta. Selang 2 bulan setelah kuposting tulisan itu, ada sebuah komentar yang dipost-kan oleh seseorang, bernama Pipin Ramdani, dengan pesan sebagai berikut : 
Maaf baru ketemu blog-nya..
Trims ya..sudah mau mengekspose tentang Thalassaemia di blog-nya. Semoga ini akan semakin ”mempopulerkan” persoalan ini ke khalayak ramai. Saya sudah ”berkenalan” dengan Thalassaemia sekitar 11 tahun, karena memang anak bungsu saya ”mayor” statusnya (kayak militer saja ya..).
Kami (saya dan anak saya) sepakat untuk menghadapi ”berkah” ini dengan ikhlas, rasional dan asyik-asyik saja...
Karena, yang namanya hidup, tanpa persoalan saja memang sudah susah, apalagi dapat bonus ”Thalassaemia”. Mengeluh, memang bukan hal yang saya suka. Kalau ada persoalan kan lebih baik dicari solusinya..bukan berkeluh kesah..habis energi kita nanti. ”Appreciate” saya untuk Mbak Yeni n Gangs, yang dapat memaksimalkan waktu, tenaga, harta dan kasih sayang untuk orang-orang yang ”terlupakan”. Kalau ada kesempatan (sempatin dong..) berkunjunglah ke tempat kami agar bisa saling bersilahturahmi lebih dekat, sekalian refreshing... alamat kami di :
Pipin Ramdani (Ketua I POPTI Garut)
Kami doakan semoga Mbak Yeni sekeluarga dan teman-teman selalu ada dalam lindungan Yang Maha Kuasa, Amien....

Aku membaca komentar ini tepat sehari setelah aku dan beberapa teman Cherish Club membicarakan tentang rencana baksos kami yang memang saat itu akan kami tujukan ke Thalassaemia. Waktu itu, aku ingin membaca lagi tulisan di blog aku tentang Thalassaemia, untuk memastikan apakah tulisan tersebut masih relevan bila dipakai untuk mengajak rekan-rekan berpartisipasi dalam rencana baksos Cherish Club kali ini. Dan ketika aku mendapati dan membaca komentar itu, aku merasa ada suatu “feeling”.. Entah mengapa, aku merasa seperti “berjodoh”.., atau apalah namanya..

Dan bukan karena ajakan berkunjung dari Bp. Pipin di blog itu yang membuat aku dan teman-teman akhirnya ingin ke Garut, namun karena kami melihat semangat dan sikap beliau dalam menjalani hidup, bersama anaknya yang juga menderita Thalassaemia. Hati kami tergugah, ingin berbagi dengan mereka, para penderita Thalassaemia di Garut, yang konon kabarnya sudah mencapai +/- 146 orang waktu itu.

Untungnya, rencana kami berbagi dengan para penderita Thalassaemia di Garut ini disambut baik oleh seluruh teman-teman yang selalu mendukung Cherish Club, sehingga kami pun sepakat untuk menjalankan baksos ke-7 kami yaitu mengunjungi adik, sahabat dan saudara Thalassaemia kami di kota Garut.

Kontak melalui telepon dan email pun terus menerus kami lakukan dengan Bp. Pipin, untuk memastikan kebutuhan apa yang sekiranya dapat kami bantu untuk para adik dan saudara kami disana. Namun dengan rendah hatinya, Bp. Pipin selalu mengatakan, ”yang penting mau berkunjung ke tempat kami, sudah cukup membuat mereka bahagia”.

Singkat cerita, kami mendapat informasi kebutuhan mereka yaitu beberapa obat dan/ atau alat medis yang memang tidak dicover oleh Pemerintah (melalui Askes/ Jamkesmas), itulah yang akan kami adakan untuk mereka. Dan juga, kebutuhan tempat tidur, tempat untuk para penderita Thalassaemia melakukan transfusi darah. Walaupun untuk ruang nya sendiri, hingga saat ini mereka masih menumpang di Rumah Sakit. Namun mereka berharap secepatnya akan mendapatkan ruang khusus untuk transfusi, karena kebutuhan ini adalah untuk mendukung aktivitas rutin yang mereka lakukan. Note : Setiap harinya, ada sekitar 6-7 orang yang transfusi darah, men”charge” hidup mereka dengan darah baru, yang tidak dapat mereka hasilkan sendiri melalui tubuhnya.

Seperti biasa, teman-teman yang senantiasa mendukung Cherish Club, dengan sigap mengulurkan bantuan baik moril maupun materiil, bersatu padu demi tercapai tujuan kami membantu meringankan sedikit beban adik-adik dan saudara kami di Garut. Kami tak peduli, seberapa besar dana yang dapat terkumpul nanti, namun hati kami senang sekali, melihat semangat dan antusiasme serta rasa peduli teman-teman kami untuk membantu sesamanya.

Sabtu, 17 April 2010

Tiba saatnya kami untuk belanja beberapa kebutuhan baksos, yaitu membeli beberapa obat dan alat medis yang dibutuhkan para penderita Thalassaemia. Mengikuti rekomendasi dari Bp. Pipin bahwa obat dan alat medis itu bisa didapatkan di Pasar Pramuka – Jakarta, maka kami pun akan mencari dan membelinya disana. Jujur, kami (aku dan beberapa teman) baru kali pertama ke Pasar Pramuka, apalagi membeli obat dan alat medis. Namun berbekal referensi nama dan spesifikasi yang cukup jelas dari Bp. Pipin, kami pun berhasil menemukan beberapa obat dan alat medis yang dibutuhkan, antara lain : Desferal, Aquabides, Kompres Bye-bye Fever, obat demam, perban, kapas, plester, dsb. Semua itu adalah obat dan alat medis yang dibutuhkan untuk mendukung proses transfusi darah.
Sedikit mengulas, Desferal dan Aquabides adalah obat untuk menetralkan zat besi di dalam tubuh, karena setiap penderita Thalassaemia yang rutin melakukan transfusi darah, maka zat besi akan menumpuk di dalam tubuhnya, dan itu tidak baik adanya bila dibiarkan. Karena akan menjadikan kulit tubuh kusam atau menghitam. Obat ini memang agak mahal, dan penggunaannya yang disuntik ke dalam tubuh akan terasa sakit (apalagi untuk anak-anak), sehingga selain harganya cukup mahal dan rasa sakit itu, biasanya anak-anak enggan menggunakannya, walaupun sebenarnya hal ini sangat amat membantu tubuh mereka.

Sedangkan kompres dan obat demam diperlukan, apabila sehabis transfusi terkadang efeknya adalah panas suhu tubuh, sehingga perlu diberikan kompres atau obat penurun panas. Kapas dan perban adalah pelengkap (satu paket) untuk mereka saat melakukan transfusi darah.

Beberapa kebutuhan lainnya, kami rencanakan untuk membeli saja di Garut, agar tidak perlu membawa barang banyak dari Jakarta.

Dan khusus untuk tempat tidur, kami pun menyerahkan ke Bp. Pipin untuk mengkoordinir pengadaannya. Rencananya, tempat tidur tersebut akan sengaja dibuat (tidak beli jadi), karena walaupun bukan tempat tidur Rumah Sakit, namun demi keamanan, tempat tidur yang disarankan adalah harus memiliki roda dan penyanggah di kanan kiri ranjang.

Sabtu, 24 April 2010

Setelah sempat kuatir bahwa rencana kunjungan yang sudah kami rencanakan pada tanggal 24 April 2010 nyaris gagal, karena kendala transportasi, namun akhirnya karena berkat dan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, melalui seorang rekan kami yang selalu peduli dan mendukung kegiatan baksos kami, kami diberi pinjaman mobil dan driver. Puji Tuhan, Alhamdulilah, akhirnya kami dapat berangkat ke Garut...!

Hari Sabtu nan indah, pukul 06.00 pagi, aku dan beberapa teman sudah berkumpul di OCBC NISP Tower (tempat yang hingga saat ini masih menjadi basecamp kami ). Kami siap berangkat ke Garut, membawa beberapa barang sumbangan dan tentunya jiwa yang penuh semangat, karena ingin bertemu adik-adik dan saudara kami disana. Di perjalanan, Bp. Pipin selalu mengecek kondisi dan memastikan bahwa kami tidak tersesat..

Sempat kami dibuatnya kaget, ketika Bp. Pipin menyampaikan bahwa setibanya disana kami akan dipertemukan dengan istri Wakil Bupati Garut (Ibu Rani Permata). Hah..?!???!!!...entah harus senang atau takut.. yang pasti saat itu, jantung kami berdebar-debar. Aku sempat menolak tawaran itu, karena kami merasa bukanlah siapa-siapa, sehingga harus dipertemukan secara khusus seperti itu. Namun, akhirnya kami menerima dengan senang hati dan justru harus beryukur bila dapat bertemu dengan Ibu Rani, karena kami bisa berbagi cerita dan pengalaman bersamanya..

Kami tiba di Garut pkl. 10.00 pagi.. Wah.. tidak menyangka secepat itu kami tiba di Garut, karena perkiraan kami perjalanan Jakarta – Garut memerlukan waktu 5 jam. Syukurlah.. jadi kami masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Sesampainya kami di Garut, kami disambut hangat oleh Bp Pipin dan istri. Wah.. rapi sekali Bapak & Ibu Pipin berpakaian, jadi malu..sementara kami mengenakan pakaian seadanya.. Dan selanjutnya kami diantar ke Yogya Dept. Store, karena kami ingin membeli beberapa barang yang tidak sempat dibeli di Jakarta, seperti susu Indomilk, susu cair, handuk, dan beberapa snack lainnya. Memang kami agak mendadak mengadakan semua itu, karena kami baru diberi tahu kalau ternyata Bp. Pipin berhasil mengumpulkan anak-anak penderita Thalassaemia sebanyak +/- 30 orang. Wow.., kami tidak menyangka anak-anak yang mau berkumpul untuk bersama dengan kami akan sebanyak itu, karena sebelumnya kami hanya meminta bertemu untuk sekedar bersilahturahmi sekitar 5 orang saja (perwakilan).

Sungguh luar biasa semua persiapan yang diadakan oleh Bp. Pipin dan seluruh pengurus POPTI. Setelah kami dibuat kaget dengan banyaknya anak dan orang tua yang berkumpul, kami pun dikagetkan lagi dengan aula tempat pertemuan yang telah disiapkan khusus untuk kami.. Jadi malu..sungguh malu.. karena kami tidak pernah disambut seistimewa ini setiap kami melakukan kunjungan.

Dibuka dengan kata sambutan dari Bp. H. Pipin Ramdani (Ketua I POPTI Garut), MM, Eng, da
n beberapa rekan POPTI lainnya, yaitu Bp. Drs. H. Burhanuddin Afif, Msi (Ketua Umum POPTI Garut) serta Bp. Agus Koswara (Ketua Bidang Humas) yang juga volunteer dari PMI, acara pun kami lanjutkan dengan menyerahkan beberapa barang kebutuhan anak-anak Thalassaemia secara simbolis. Dan menjadi sebuah kebiasaan di POPTI, bagi siapa saja yang mengunjungi adik-adik, saudara Thalassaemia di Garut, kami diminta untuk memberikan pesan-kesan melalui tulisan di selembar kain putih berjudul ”Sahabat Thalassaemia”. Sempat bingung mau nulis apa, yang terpikirkan hanyalah sebuah pesan sederhana :

Pesan kami hanya satu, untuk para sahabat Thalassaemia...
Tetap Semangat dan Bersyukur ! Karena hanya dengan itulah, melebihi arti Hidup ini !”
an. Cherish Club

Setelah acara penyerahan bantuan secara simbolis, tanpa berlama-lama, kami pun membagikan sedikit oleh-oleh secara langsung kepada adik-adik yang hadir saat itu, yaitu berupa susu Indomilk bubuk, susu Indomilk cair, Scotts Emulsion dan wafer. Bahagia sekali rasanya melihat senyum di wajah mereka saat menerima oleh-oleh yang tak seberapa itu.

Setelah membagikan oleh-oleh tersebut, aktivitas kami pun dilanjutkan dengan mengunjungi RSUD Dr. Selamet - Garut, karena kebetulan ada beberapa anak Thalassaemia yang sedang dirawat disana. Kami pun berjalan kaki bersama, menuju Rumah Sakit tersebut, karena kebetulan lokasinya tidak terlalu jauh dari aula tempat kami berkumpul. Sebelum kami tiba di Rumah Sakit, kami sempat mampir ke UTD (Unit Transfusi Darah) PMI dan kantor POPTI, untuk menyimpan sebagian barang-barang bantuan kami yang diserahkan pengelolaannya ke POPTI. Walau cuaca siang itu agak terik, tak menurunkan semangat kami untuk terus melanjutkan perjalanan.

Setibanya kami di Rumah Sakit, kami mengunjungi Gita, seorang anak perempuan berusia
20 tahun, yang ”berkenalan” dengan Thalassaemia sejak usia 3 bulan. Gita harus dirawat di Rumah Sakit saat itu, karena kondisinya yang melemah, dengan limpa nya yang sudah agak membesar (seharusnya Gita sudah menjalani operasi limpa, namun Gita masih takut untuk menjalani operasi, katanya).
Oleh karena limpa yang semakin membesar, mengakibatkan Gita harus transfusi darah semakin sering, yaitu bisa 2 minggu sekali dan sekali transfusi 2-3 labu sekaligus.
”Gita.., kamu harus mengikuti anjuran dokter untuk segera operasi ya.. Jangan takut..., adik-adik kecil lainnya berani, kan demi kebaikan kamu juga nanti...” pesan kami untuk Gita saat itu.
Selanjutnya, kami dibawa menuju sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dan berisi beberapa ranjang rumah sakit, yang ternyata itu adalah ruang yang dipinjamkan pihak rumah sakit untuk dapat dipakai adik-adik kami transfusi darah. Terlihat saat itu, seorang adik kami yang sedang jadwal transfusi. Walau masih kecil usianya, namun dia berani dan kuat menjalani semua ini.Disana, kami ditunjukkan sebuah tempat tidur yang kami berikan untuk adik-adik kami. Yah..walaupun baru jadi satu (sebagai simbolisasi), karena waktu yang tidak memungkinkan untuk menjadikannya semua, serta tempat yang belum memadai untuk menampungnya, namun kami sangat senang sekali... karena tempat tidur itu manis sekali berada disana, dan sebagian adik dan orang tua yang berada disana juga sangat senang menerimanya.

Setelah beberapa aktivitas tersebut, maka kami segera bersiap bertemu dengan Ibu Rani Permata (istri Wakil Bupati Garut – Dicky Chandra). Singkat cerita, kami bertemu dan makan siang bersama Ibu Rani di sebuah restoran khas Garut ”Jemani”. Sebuah tempat makan yang begitu nyaman dan teduh, seteduh wajah dan penampilan Ibu Rani yang terlihat sangat cantik dan bersahaja.

Sembari menikmati nasi liwet nan nikmat, kami mengobrol dengan santai namun penuh makna.. Berbicara tentang kondisi Garut dengan berbagai kekayaan wisata dan budayanya, tentang kesamaan rasa peduli kami dengan semakin bertambahnya penderita Thalassaemia di Garut, membahas beberapa upaya yang dapat dilakukan bersama untuk Thalassaemia, tidak hanya untuk Garut, namun untuk seluruh wilayah di Indonesia. Senang sekali rasanya bisa mengobrol banyak dengan Ibu Rani. Rugi deh kalau tidak bertemu dengan beliau..

Setelah bersantap siang, Ibu Rani tak ketinggalan diminta untuk membubuhkan pesan di selembar kain ”Sahabat Thalassaemia”, melengkapi pesan yang telah kami goreskan sebelumnya. Namun sayang, kami tak sempat merekam apa pesan yang disampaikan beliau saat itu.
Menurut Bp. Pipin, Ibu Rani sangat perhatian dan peduli dengan Thalassaemia khususnya di Garut. Oleh karenanya, beliau sangat gigih melakukan dan mendukung berbagai aktivitas terkait Thalassaemia, seperti aksi donor darah, sosialisasi pencegahan Thalassaemia, bantuan dsb.

Tak lengkap rasanya bila sudah bertemu dan berkenalan dengan Ibu Rani, tapi tidak mengabadikan moment ini bersamanya. Kami pun sempat berfoto bersama Ibu Rani dan beberapa pengurus POPTI Garut serta beberapa anak Thalassaemia.

Acara kunjungan baksos kami hari itu sebenarnya usai sudah. Namun kami masih sempat mengunjungi rumah keluarga Bp. Pipin, untuk bersilahturahmi sejenak sebelum kami kembali ke Jakarta. Setibanya kami di rumah Bp. Pipin, kami disambut hangat oleh Ibu Jamilah (istri Bp. Pipin) yang cantik jelita, dan ketiga anaknya, dimana salah satunya yaitu si bungsu bernama Fakhira Salsabila, yang sudah ”berkenalan” dengan Thalassaemia sejak usianya 6 bulan.

Di sela-sela perbincangan kami dengan Ibu Jamilah, beliau sedikit bercerita tentang pengalamannya merawat si kecil Fakhira. ”Sempat tidak percaya ketika Fakhira dinyatakan menderita Thalassaemia oleh dokter, sampai harus cek ke beberapa dokter. Namun hasilnya sama. Yah..disyukuri saja, dan harus dijalani.. mau bagaimana lagi..?”, ujarnya dengan nada lembut, berlogat khas Sunda. Fakhira diperlakukan sama seperti kedua kakaknya agar tidak semakin merasakan bahwa dirinya sakit, itulah salah satu trik yang harusnya dilakukan oleh para orang tua penderita Thalassaemia.

Fakhira sudah diangkat limpa-nya pada usia 6 tahun. Kala limpanya membesar saat itu, harapan Fakhira hanyalah ingin dapat mengenakan ikat pinggang dan tank top. Dan kini harapan itu sudah terwujud. Namun transfusi darah tetap harus dilakukannya secara rutin serta senantiasa menjaga kondisi tubuh agar tidak terlalu kelelahan. Fakhira anak yang manis dan pintar. Dia pandai bermain piano. Sayangnya, saat itu Fakhira malu-malu, tidak mau menunjukkan kebolehannya.. Lain waktu kalau kami kesana lagi, kau mainkan piano untuk kami ya cantik..

Usai sudah perjalanan kami sepanjang hari itu di Garut, mengunjungi adik-adik dan saudara Thalassaemia kami. Puas, senang, haru dan bahagia, semua rasa jadi satu... Sungguh suatu kebahagiaan kami yang tiada tara... Inilah sebuah kebahagiaan sesungguhnya, yaitu saat kami dapat berbagi kepada sesama yang membutuhkan.

Mungkin kami hanya sebagian kecil dari penghapus deritamu... Selebihnya, kalian yang harus kua
t dan tabah menjalani semua ini. Karena hanya dengan kuat, tabah serta bersyukur, hidup kalian menjadi lebih bermakna. Kami hanya dapat mendukung melalui doa, agar Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kelancaran dalam hal apapun yang kalian hadapi...
Kini, kami adalah sahabatmu... Dan sebagai sahabat, kami akan melakukan apa yang menjadi bagian kami, menjaga agar tidak semakin banyak sahabat lainnya yang menderita Thalassaemia, melainkan semakin banyak sahabat yang dapat mendukung dan meringankan beban kalian, adik-adik, saudara kami, baik di Garut, dan dimanapun berada.

Sampai berjumpa lagi Sahabat Thalassaemia kami di Garut.. Kelak kami datang, ingin tetap melihat senyum, semangat dan keberhasilan kalian dalam hal apapun yang kalian lakukan....

Kami adalah Sahabat Thalassaemia Indonesia..!!

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami berikan kepada :
Seluruh pengurus POPTI Garut, pengurus RSUD Dr. Selamet - Garut dan UTD PMI Garut
atas kepedulian dan jiwa kalian yang tulus,
yang senantiasa mendukung Sahabat Thalassaemia dan menjadikan hidup mereka penuh arti....
Mari kita satukan langkah kita untuk mencegah Thalassaemia agar tidak semakin meluas... dan terus berikan semangat dan motivasi bagi para penderita serta orang tua Thalassaemia dimanapun berada...Tuhan senantiasa memberkati kita.
Amin