Minggu, 16 Januari 2011

Tujuh Keajaiban Diri...

Tak ingin melewatkan kesempatan untuk menuliskan sesuatu yang aku pikirkan dan rasakan... Baru saja aku terima sebuah message via bbm dari seorang sahabat, sebuah cerita sederhana namun sangat bermakna, yang rasanya harus aku bagikan kepada sahabat-sahabatku...

Seorang guru memberikan tugas kepada siswa-siswanya untuk menuliskan Tujuh Keajaiban Dunia. Tepat sebelum kelas usai, siang itu, semua siswa diminta untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing.

Seorang gadis kecil yang paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya dengan ragu-ragu. Tidak ada seorangpun yang memperhatikannya... Malamnya sang guru memeriksa tugas siswa-siswanya itu. Sebagian besar siswa menulis demikian :

Tujuh Keajaiban Dunia :
1. Piramida
2. TajMahal
3. Tembok Besar China
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon

Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada kesalahan penulisan atau urutan penulisan daftar tersebut. Tapi guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir...

Saat memeriksa lembar terakhir tersebut, sang guru terdiam.. Lembar terakhir itu adalah milik si gadis kecil pendiam. Isinya seperti ini :

Tujuh Keajaiban Dunia :
1. Bisa melihat
2. Bisa mendengar
3. Bisa menyentuh
4. Bisa disayangi
5. Bisa merasakan
6. Bisa tertawa
7. Bisa mencintai

Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran tugas siswa-siswanya. Kemudian menundukkan kepalanya serta berdoa.. Mengucap syukur untuk seorang gadis kecil pendiam di kelasnya, yang telah mengajarkannya sebuah pelajaran hebat...

Sahabat.. cerita sederhana ini sungguh menggugah hatiku, sama seperti yang dirasakan si guru. Terkadang kita kagum akan kehebatan seseorang (ilmuwan, profesor dsb), kagum akan kemajuan teknologi, dan sebagainya.. Namun kita melupakan apa yang ada pada diri kita, akan... :
1. MATA kita - yang dapat membuat kita dapat melihat dunia dan seisinya,
2. HIDUNG kita - yang dapat membuat kita mencium wangi harum bunga-
bunga,
3. TANGAN
kita - yang dapat membuat kita dapat meraih dan memegang sesuatu yang ingin kita raih,
4. KAKI
kita - yang dapat membuat kita dapat berjalan menuju tempat yang ingin kita tuju,
5. TELINGA kita - yang dapat membuat kita mendengar bunyi dan lagu-lagu merdu nan indah,
6. MULUT kita - yang dapat membuat kita dapat merasakan makanan dan minuman dan untuk kita dapat berbicara,
7. NAFAS kita - yang dapat membuat kita hidup hingga saat ini....

dan masih banyak lagi yang Tuhan berikan untuk kita...


Maka, BERSYUKUR-lah atas apa yang kita miliki, baik di diri kita maupun yang ada di sekeliling kita.. Tidak perlu mencari keajaiban dimanapun... karena sesungguhnya, kita adalah ciptaan Tuhan yang AJAIB...

Selamat Hari Minggu sahabat.... \(^_^)/

Kamis, 13 Januari 2011

Tempayan Utuh atau Tempayan Retak.. ?

Waah..tak terasa sudah berganti tahun ya.. oya belum mengucapkan "Selamat Tahun Baru" untuk semua sahabat blog aku yaaah... (^^,) -- sukses senantiasa menyertai langkah kita di tahun ini... amiiin..

Semula aku ragu ingin menulis, setelah sekian lama tidak menulis di blog.. Banyak ide, tapi tidak cukup waktu untuk menuangkannya... Tapi secara tak sengaja, aku membuka blog seorang sahabat, yang sudah lama juga tak ku
buka. Di salah satu artikelnya, disharingkan apa manfaat nge-blog... Satu hal yang menggugahku untuk segera menulis lagi, dikatakannya bahwa nge-blog itu seperti meninggalkan "warisan", yang tentu saja bukan warisan harta benda, namun tentang berbagi ide, pemikiran dan pengalaman. Dan kita akan menjadi lebih kaya dengan berbagi.... Maka saat ini aku ingin sedikit berbagi kepada sahabat-sahabatku smuanya..

Sebenarnya aku hanya menuliskan kembali sebuah broadcast-an bbm dari seorang sahabat, maaf lupa nama pengirimnya, hanya sempat menyimpannya di note, karena isinya yang sangat baguuus....

Cerita bijak dari China, sebagai bahan renungan !
Seorang ibu di China yang sudah tua memiliki 2 buah tempayan yang digunakan untuk mencari air, yang dipikul di pundak dengan menggunakan sebatang bambu. Salah satu dari tempayan tersebut retak, sedangkan yang satunya tanpa cela dan selalu membuat air hingga penuh.

Setibanya di rumah, setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh. Selama 2 tahun hal ini berlangsung setiap hari. Dimana si ibu membawa pulang air hanya satu setengah tempayan. Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya dan sedih karena hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.

Setelah 2 tahun, karena dianggap telah gagal, si tempayan retak berbicara kepada ibu tua, "Aku malu, sebab air bocor melalui tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju rumahmu...". Ibu itu tersenyum, "tidakkah kau lihat, bunga beraneka ragam di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang satunya?" Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih-benih itu. Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Kalau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak seasri saat ini, karena tidak ada bunga.

Pelajaran yang aku dapatkan dari cerita sederhana ini adalah :
Setiap orang punya kekurangan, namun keretakan dan kekurangan itulah yang justru menjadikan kita hidup bersama lebih menyenangkan dan memuaskan satu sama lain.
Bayangkan kalau semua orang sempurna, mungkin yang akan terjadi pertengkaran, saling merasa diri hebat, tidak ada komunikasi, sosialisasi dan sebagainya. Dan tidak ada kesempatan dimana kita bisa saling mengisi dan melengkapi. Apa warnanya hidup ini ??? halah.. sok puitis gitu..?? hehe (^^,)

Apa saat ini kita adalah tempayan utuh atau tempayan retak..? jawabannya ada pada diri kita masing-masing....

Bila kita adalah tempayan retak, jangan berkecil hati.. Cari berbagai cara dan upaya, agar tetap dapat berkarya walaupun dengan keretakkan kita..

Bila kita adalah tempayan utuh, jangan sombong.. Tetap lakukan yang menjadi bagian kita dengan sebaik-baiknya..