Senin, 31 Desember 2012

Happy Birthday, Ma... Luv u so much...

Senin, 31 Desember 2012 (pkl. 01.15)
Dua hari lalu, ciciku yang tinggal di Tangerang, sengaja menginap di rumah mama (rumah yang sekarang kutinggali juga, untuk menemaninya sejak mama sakit-stroke). Walaupun aku serumah, tapi pergi kerja pagi pulang malam, paling hanya weekend bisa bersamanya lebih lama sedikit.. Sementara cici, sekitar 2 minggu sekali menjenguk mama.. Jadi, tak heran bila saat berkumpul seperti ini, membuatnya hepi.. :)

Waktu yang singkat (2 hari) selama ciciku menginap di rumah, rasanya tak ingin dilewatkan begitu saja oleh mama untuk mengutarakan apa isi hati dan pikirannya kepada anak-anaknya.. Maklum, mama menjadi pendiam sejak sakit, bukan karena tak ingin bicara tapi sulit untuk berbicara.. Seringkali ia menampar mulutnya sendiri, mungkin saking gregetan dan kesalnya, karena apa yang ingin diucapkan begitu sulit terucap dan tak jelas terdengar, bahkan sering salah dimengerti oleh kami.. :(

Waktu itu, setelah ciciku pamit ke mama untuk pulang ke Tangerang, tiba-tiba ia nampak gelisah..dan ia memintaku untuk membuka sebuah laci di kamarnya.. Saat itu aku menolak permintaannya dengan mengatakan "ga ada yang berubah koq isinya ma..aman.." (lalu aku mengalihkan pembicaraan), karena aku dan ciciku tau maksud mama, yaitu ia ingin menghitung uang yang disimpan disana (hal ini sudah beberapa kali dillakukannya berulang) *tolakan kami atas permintaannya dikarenakan kami harus slalu menjaga pikiran mama dari hal-hal yang tidak terlalu penting, ya seperti hal ini contohnya (menghitung uang, sepertinya memang hal kecil tapi ia bisa memikirkan apa saja setelahnya, dan itu akan berdampak kurang baik pada kesehatannya).

Tapi kali ini agak berbeda, ia meminta sampai menangis, kami pun tak tega dan akhirnya menurutinya (kuatir juga kalau tidak dituruti malah tambah berakibat buruk). Lalu, dengan kursi roda kami hantar mama ke laci itu dan mulailah ia (dibantu ciciku) menghitung uangnya. Lembar demi lembar uang itu ia kumpulkan dari pemberian sanak saudara kami yang baik hati dan begitu sayang pada mama.

Setelah selesai menghitung, kami tenangkan lagi hatinya dengan mengatakan.."Sudah ya ma..udah dihitung kan, nih dirapikan jadi satu ya.. Mama kalau ada perlu apa, atau mau pakai uangnya, bilang ya.. (padahal kami juga tidak akan menyentuh uang itu selagi kami mampu mencukupi kebutuhannya). Setelah kami rapikan dan kunci lagi laci itu, nampaknya mama masih gelisah dan ia berkata-kata lagi (tak begitu jelas terdengar), namun kami sudahi saja pembicaraannya daripada ia semakin berpikir yang macam-macam..

Lalu akhirnya kami pamit untuk pergi mengantar ciciku pulang ke Tangerang. Begitu masuk mobil, kulihat mata ciciku memerah, kupikir sebegitu kangennya kah ia pada mama sehingga ia tak tega berpisah dengannya? Lalu cici baru bercerita bahwa ternyata pada saat ciciku pamit mau pulang, dan mama memintaku membuka laci itu, mama sempat mengatakan ke cici kalau ia mau uangnya itu dibagi dua (untuk cici dan aku). Lalu aku kembali mengingat perkataan yang sempat diucapkan mama (yang tak jelas itu), aku memang sempat mendengar ia menyebut kata "dua" - dan meilhat gerak tanggannya seperti membelah dua.. Tak tahan air mataku jatuh berderai..dan dadaku terasa begitu sesak.. Mengapa kau lakukan ini ma..? Hikssss (˘̩̩~˘̩ƪ)

Uang yang kau kumpulkan (sejak kau tak berdaya karena sakit), yang jumlahnya tak seberapa itu (tak lebih dari 4jt saja), begitu ingin kau berikan smuanya kepada anak-anakmu?? Karena kau kasihan melihat kami bekerja setiap hari pergi pagi pulang malam, membiayai obat2 dan terapimu seminggu dua kali..? Mengapa kau begitu menguatirkan kami ma?? Kami sudah besar ma, sudah bekerja, sudah bisa punya uang, kewajiban kami untuk gantian mengurusmu ma.. Walau kau juga tak bisa lagi gunakan uang itu, biar mama simpan saja..tak perlu kau berikan kepada kami.. Kami masih sanggup.. Beri kami cintamu saja ma..karena hanya cintamu yang dapat menguatkan kami, 'tuk menjalani hidup ini bahkan di saat2 tersulit yang kami hadapi...

mama dan susterku
Hari ini ulang tahunmu ma.., tahun kedua yang kan kita lewati dalam keadaan sakitmu. Kami tak tahu apa yang kau inginkan di hari ulang tahunmu,karena kau tak pernah mengatakannya bila kami tanya.. Kami siapkan menu makanan seperti biasanya aja ya ma.. (walaupun smua harus beli - sejak kau tidak bisa lagi memasak seperti tahun-tahun dahulu, dan harus dihaluskan agar kau dapat menikmatinya).

Ada mie goreng ulang tahun, puyung hai atau sop ayam dan kue tart sederhana slalu menemani hari ulang tahunmu sekaligus makanan penutup menjelang malam pergantian tahun..
Selamat ulang tahun ma.. Kalau boleh aku mewakilimu untuk 'make a wish', aku akan minta Tuhan pulihkanmu seperti sedia kala..kau bisa berjalan dan berbicara lancar lagi (walau rasanya tak mungkin, tapi masih bisa percaya akan adanya mujizat kan..?). Mari kita jalani hidup ini dengan rasa syukur aja ya ma..dan minta Tuhan kuatkan kita smua.. (‾ʃƪ‾)

Love u so much, mom... (´▽`ʃ♡ƪ)