“Kalau tidak mengganggu aktifitas kerja, saya bersedia bu.. “ itulah sms balasan Jack kepadaku, sesaat setelah aku menanyakan kepadanya, apakah dia bersedia untuk berbagi cerita tentang dirinya kepadaku…”
Entah mengapa, aku ingin sekali mengisahkan tentang Jack, begitulah panggilan akrabnya, yang lebih dikenal dibandingkan nama aslinya “Zakaria”. Jack, seorang Cleaning Service yang kini menjadi Team Leader Cleaning Service dan Office Boy di Gedung OCBC NISP Tower, kantor dimana aku bekerja. Mungkin karena keramahan dan kesigapannya, sikap yang paling menonjol dari dirinya, yang membuat aku bahkan siapapun akan cepat mengenalnya.
Setiap sore, setelah jam pulang kantor, seperti biasanya tugas seorang Office Boy adalah mengangkut sampah dari tong-tong sampah yang berada di setiap meja kerja karyawan, untuk dimasukkan ke kantong sampah besar. Dan setiap sore di saat itu pula, aku merasa heran, karena sering tercium wangi harum di sekelilingku. Aku menyangka, pasti ada seseorang yang baru saja menyemprot minyak wangi dan lewat di sampingku, sehingga harum itu tercium olehku. Selidik punya selidik, aku baru mengetahui bahwa wangi harum itu berasal dari seorang Office Boy, yang sedang mengangkut sampah dari tong-tong sampah, dan dia adalah… Jack!
Sejak saat itu, Jack menjadi bahan pembicaraan aku dan teman-teman kantor. Berawal dari topik ”wangi harum” itu, secara tidak sengaja, kami pun mulai memperhatikan Jack lebih dari biasanya. Tak terlalu sulit bagi kami untuk meminta bantuan Jack baik untuk mengantar atau mengambil dokumen ke unit kerja lain atau tugas khusus lainnya, karena Jack cepat tanggap dan sigap dalam melakukan setiap pekerjaan yang diberikan kepadanya (supportive). Oleh karena kesigapannya dalam bekerja, membuat Jack selalu mempunyai waktu yang cukup untuk tugas-tugas mendadak sekalipun (connected). Sapaan hormat dan ramahnya, dengan menyebutkan nama kami, ”Selamat pagi Bu Yeny..”, ”Belum pulang Pak Andre ..”, ditambah senyum yang selalu menyertai wajah lugunya, seakan dia mengenal akrab kami satu per satu (Genuine). Ternyata, dia selalu berusaha melihat nama pada name tag setiap orang yang ditemuinya dan dia menghafalnya. Walaupun Jack hanyalah seorang Team Leader Cleaning Service dan Office Boy, namun semangatnya untuk belajar baik mengenai pengetahuan umum maupun hal-hal baru tetap tinggi. Dia yakin, bahwa salah satu kunci sukses yang dapat membuatnya menjadi besar adalah dengan terus menerus belajar (Forward Looking). ”Jadi.. sembari saya mengantar koran untuk para bos (tugasnya sebagai seorang Office Boy), saya baca dulu korannya walaupun hanya sekilas saja. Masa.. saya yang mengantar koran, saya tidak baca, rugi dong.. !” ujarnya sambil bergurau kepadaku.
Selain sebagai seorang Team Leader Cleaning Service dan Office Boy, Jack yang kini berusia 21 tahun, juga merupakan seorang kakak dan panutan bagi ketiga adiknya yang masih bersekolah. Jack mulai menapakkan kaki di dunia kerja pada bulan Juli 2006, setelah satu tahun dia menuntaskan bangku SMA. Jack yang bercita-cita menjadi seorang ABRI, tidak pernah berpikir bahwa dirinya akan menjadi seorang Cleaning Service. Namun dia tak putus asa dan menjalani pekerjaannya dengan senang hati dan penuh rasa syukur. Oleh karena keuletan, kegigihan dan semangatnya yang tinggi, Jack mulai menuai hasil. Dari tugas seorang Cleaning Service, dalam waktu 2 bulan dia telah diberi tugas menjadi Office Boy, dan dalam waktu +/- 2,5 tahun kemudian, dia diangkat menjadi Team Leader, dan dipercaya membawahi +/- 20 Cleaning Service dan Office Boy di kantor tempat aku bekerja saat ini.
Jadi teringat, saat kami merayakan hari ulang tahunnya pada tanggal 28 Agustus 2007 yang lalu. Kami yang bermaksud membuat kejutan, telah menyiapkan hadiah untuknya dari jauh hari, yaitu kaos bertuliskan nama ”Jack” dan beberapa kue sebagai ucapan selamat ulang tahun. Sejak pagi, Jack sudah terlihat di ujung ruangan, sedang mengelap meja-meja di dekat jendela. Kami yang sudah berkumpul sedari pagi juga, kemudian memanggilnya untuk datang ke tempat kami berkumpul. Rencana kami untuk memberikan kejutan kepadanya pagi itu nyaris gagal, karena Jack tidak mau meninggalkan pekerjaannya. Namun akhirnya kami jadi juga merayakan ulang tahunnya secara sederhana namun penuh kesan baginya.
Sempat bertanya dalam hati, mengapa Jack tidak mau datang ketika kami memanggilnya saat itu, apakah karena dia takut dikerjai oleh kami karena dia tahu bahwa dia berulang tahun hari itu, atau karena memang dedikasinya yang tinggi terhadap pekerjaan, sehingga dia enggan memenuhi panggilan kami. Tapi kini pertanyaan itu terjawab sudah, dengan diangkatnya Jack menjadi seorang Team Leader, cukup membuktikan bahwa kinerjanya memang baik. Dan satu lagi yang membuat aku menjadi sangat yakin, ketika dia berkata : “Kalau tidak mengganggu aktifitas kerja, saya bersedia bu..“ itulah sms balasan dari Jack kepadaku, sesaat setelah aku menanyakan kepadanya apakah dia bersedia untuk berbagi cerita tentang dirinya kepadaku, untuk kujadikan topik tulisanku ini. Saat kubaca sms itu, seketika itu pula, bibirku kelu seakan tak dapat berkata apa-apa, aku terharu melihat dedikasi Jack yang hanya seorang Team Leader Cleaning Service dan Office Boy, yang belum tentu dimiliki oleh setiap orang.
Secara individu, Jack sangat menjunjung tinggi nilai-nilai yang ditanamkan sang ayah kepada anak-anaknya, yaitu : Jujur, Disiplin dan Belajar. Nilai-nilai itu senantiasa menyertainya dalam kehidupan bersosialisasi dan pekerjaannya. Nilai-nilai itu yang membuat Jack berperilaku genuine, connected, supportive dan forward looking. Dan perilaku-perilaku itulah yang telah mengubah Jack, dari seorang Cleaning Service menjadi Office Boy hingga kini menjadi seorang Team Leader, dan dia optimis akan memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Kisah Jack ini sungguh telah menginspirasikan aku dan membuat aku menjadi lebih memahami makna sebuah perubahan. Bahwa sebuah perubahan dapat terjadi oleh karena diri kita sendiri, yaitu dari pikiran kita, cara pandang kita dan perilaku kita. Sehingga, perubahan yang terjadi, apakah menjadi lebih baik atau bahkan lebih buruk, kitalah yang menentukan.
Kalau seorang Jack saja mampu merubah hidupnya menjadi lebih baik, tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun, maka tak peduli siapa atau bagaimanapun kita, kita pasti bisa !
Entah mengapa, aku ingin sekali mengisahkan tentang Jack, begitulah panggilan akrabnya, yang lebih dikenal dibandingkan nama aslinya “Zakaria”. Jack, seorang Cleaning Service yang kini menjadi Team Leader Cleaning Service dan Office Boy di Gedung OCBC NISP Tower, kantor dimana aku bekerja. Mungkin karena keramahan dan kesigapannya, sikap yang paling menonjol dari dirinya, yang membuat aku bahkan siapapun akan cepat mengenalnya.
Setiap sore, setelah jam pulang kantor, seperti biasanya tugas seorang Office Boy adalah mengangkut sampah dari tong-tong sampah yang berada di setiap meja kerja karyawan, untuk dimasukkan ke kantong sampah besar. Dan setiap sore di saat itu pula, aku merasa heran, karena sering tercium wangi harum di sekelilingku. Aku menyangka, pasti ada seseorang yang baru saja menyemprot minyak wangi dan lewat di sampingku, sehingga harum itu tercium olehku. Selidik punya selidik, aku baru mengetahui bahwa wangi harum itu berasal dari seorang Office Boy, yang sedang mengangkut sampah dari tong-tong sampah, dan dia adalah… Jack!
Sejak saat itu, Jack menjadi bahan pembicaraan aku dan teman-teman kantor. Berawal dari topik ”wangi harum” itu, secara tidak sengaja, kami pun mulai memperhatikan Jack lebih dari biasanya. Tak terlalu sulit bagi kami untuk meminta bantuan Jack baik untuk mengantar atau mengambil dokumen ke unit kerja lain atau tugas khusus lainnya, karena Jack cepat tanggap dan sigap dalam melakukan setiap pekerjaan yang diberikan kepadanya (supportive). Oleh karena kesigapannya dalam bekerja, membuat Jack selalu mempunyai waktu yang cukup untuk tugas-tugas mendadak sekalipun (connected). Sapaan hormat dan ramahnya, dengan menyebutkan nama kami, ”Selamat pagi Bu Yeny..”, ”Belum pulang Pak Andre ..”, ditambah senyum yang selalu menyertai wajah lugunya, seakan dia mengenal akrab kami satu per satu (Genuine). Ternyata, dia selalu berusaha melihat nama pada name tag setiap orang yang ditemuinya dan dia menghafalnya. Walaupun Jack hanyalah seorang Team Leader Cleaning Service dan Office Boy, namun semangatnya untuk belajar baik mengenai pengetahuan umum maupun hal-hal baru tetap tinggi. Dia yakin, bahwa salah satu kunci sukses yang dapat membuatnya menjadi besar adalah dengan terus menerus belajar (Forward Looking). ”Jadi.. sembari saya mengantar koran untuk para bos (tugasnya sebagai seorang Office Boy), saya baca dulu korannya walaupun hanya sekilas saja. Masa.. saya yang mengantar koran, saya tidak baca, rugi dong.. !” ujarnya sambil bergurau kepadaku.
Selain sebagai seorang Team Leader Cleaning Service dan Office Boy, Jack yang kini berusia 21 tahun, juga merupakan seorang kakak dan panutan bagi ketiga adiknya yang masih bersekolah. Jack mulai menapakkan kaki di dunia kerja pada bulan Juli 2006, setelah satu tahun dia menuntaskan bangku SMA. Jack yang bercita-cita menjadi seorang ABRI, tidak pernah berpikir bahwa dirinya akan menjadi seorang Cleaning Service. Namun dia tak putus asa dan menjalani pekerjaannya dengan senang hati dan penuh rasa syukur. Oleh karena keuletan, kegigihan dan semangatnya yang tinggi, Jack mulai menuai hasil. Dari tugas seorang Cleaning Service, dalam waktu 2 bulan dia telah diberi tugas menjadi Office Boy, dan dalam waktu +/- 2,5 tahun kemudian, dia diangkat menjadi Team Leader, dan dipercaya membawahi +/- 20 Cleaning Service dan Office Boy di kantor tempat aku bekerja saat ini.
Jadi teringat, saat kami merayakan hari ulang tahunnya pada tanggal 28 Agustus 2007 yang lalu. Kami yang bermaksud membuat kejutan, telah menyiapkan hadiah untuknya dari jauh hari, yaitu kaos bertuliskan nama ”Jack” dan beberapa kue sebagai ucapan selamat ulang tahun. Sejak pagi, Jack sudah terlihat di ujung ruangan, sedang mengelap meja-meja di dekat jendela. Kami yang sudah berkumpul sedari pagi juga, kemudian memanggilnya untuk datang ke tempat kami berkumpul. Rencana kami untuk memberikan kejutan kepadanya pagi itu nyaris gagal, karena Jack tidak mau meninggalkan pekerjaannya. Namun akhirnya kami jadi juga merayakan ulang tahunnya secara sederhana namun penuh kesan baginya.
Sempat bertanya dalam hati, mengapa Jack tidak mau datang ketika kami memanggilnya saat itu, apakah karena dia takut dikerjai oleh kami karena dia tahu bahwa dia berulang tahun hari itu, atau karena memang dedikasinya yang tinggi terhadap pekerjaan, sehingga dia enggan memenuhi panggilan kami. Tapi kini pertanyaan itu terjawab sudah, dengan diangkatnya Jack menjadi seorang Team Leader, cukup membuktikan bahwa kinerjanya memang baik. Dan satu lagi yang membuat aku menjadi sangat yakin, ketika dia berkata : “Kalau tidak mengganggu aktifitas kerja, saya bersedia bu..“ itulah sms balasan dari Jack kepadaku, sesaat setelah aku menanyakan kepadanya apakah dia bersedia untuk berbagi cerita tentang dirinya kepadaku, untuk kujadikan topik tulisanku ini. Saat kubaca sms itu, seketika itu pula, bibirku kelu seakan tak dapat berkata apa-apa, aku terharu melihat dedikasi Jack yang hanya seorang Team Leader Cleaning Service dan Office Boy, yang belum tentu dimiliki oleh setiap orang.
Secara individu, Jack sangat menjunjung tinggi nilai-nilai yang ditanamkan sang ayah kepada anak-anaknya, yaitu : Jujur, Disiplin dan Belajar. Nilai-nilai itu senantiasa menyertainya dalam kehidupan bersosialisasi dan pekerjaannya. Nilai-nilai itu yang membuat Jack berperilaku genuine, connected, supportive dan forward looking. Dan perilaku-perilaku itulah yang telah mengubah Jack, dari seorang Cleaning Service menjadi Office Boy hingga kini menjadi seorang Team Leader, dan dia optimis akan memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Kisah Jack ini sungguh telah menginspirasikan aku dan membuat aku menjadi lebih memahami makna sebuah perubahan. Bahwa sebuah perubahan dapat terjadi oleh karena diri kita sendiri, yaitu dari pikiran kita, cara pandang kita dan perilaku kita. Sehingga, perubahan yang terjadi, apakah menjadi lebih baik atau bahkan lebih buruk, kitalah yang menentukan.
Kalau seorang Jack saja mampu merubah hidupnya menjadi lebih baik, tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun, maka tak peduli siapa atau bagaimanapun kita, kita pasti bisa !