Karena stroke yang menyerangnya 1 bulan lalu, mama saat ini sulit untuk menggerakkan kaki khususnya yang sebelah kiri, dan tenaganya yang tidak seperti dulu lagi hingga membuatnya tak mampu mengangkat tubuhnya bahkan untuk bangun dari tempat tidur.
Setiap pagi sebelum berangkat ke kantor, aku selalu menengoknya di kamar. Dia sudah sarapan pagi-pagi sekali, karena harus segera meminum 9 jenis obat sekaligus, demi mengejar waktu dia harus menjalani terapi di siang hari (karena terapi bisa dilakukan 5 jam sebelum dan sesudah makan obat). Dan kusapa dia “ma.., bagaimana pagi ini..? segar ya..? nanti siang latihan kaki ya… semangat, jangan malas..pasti bisa..”. Kira-kira kalimat sederhana itulah yang selalu kutinggalkan untuknya setiap pagi. Setelah kuucapkan kalimat itu dan sebelum kakiku melangkah keluar kamar, kupandang lagi sosok mamaku, dengan tubuhnya yang lemah, terduduk di sebuah bangku yang selalu tidak jauh dari tempat tidurnya, menyendok sedikit demi sedikit makanan untuk dimasukkan ke mulutnya.
Akibat stroke, tenggorokan mama pun jadi sulit untuk menelan makanan dan minumannya. Sehingga tak jarang apa yang masuk mulutnya pun keluar lagi… Melihat kondisinya, aku seperti melihat diriku saat balita ketika sedang makan, karena belum stabil mengunyah, sehingga terkadang makanannya tersisa di sekitar mulut atau tumpah di sekujur tubuhku… Ma.., dulu dirimu yang merawatku hingga akhirnya aku bisa makan sendiri, kini biarkan aku yang menyuapimu..dan jangan mama merasa tidak enak atau merepotkan aku ya…aku rela..aku tulus ma…
Dan aku pun melangkah pergi ke kantor… Selama aku di kantor, mama menjalani terapinya yang hingga saat ini sudah memasuki tahap 2 (12 kali terapi). Dan aku hanya bisa memantau perkembangannya melalui sms suster di rumah yang setia menjaganya. Terkadang senang tak terkira, bila suster tiba-tiba sms memberitahuku bahwa mama sudah bisa menggerakkan kaki kirinya, atau mama sudah bisa menelan makanan atau minumannya dengan baik. Setiap perubahan kecil yang terjadi padanya, membuatku tersenyum sumringah… Setelah lelah dengan pekerjaan kantor seharian, saatnya aku pulang ke rumah, tak sabar untuk membuktikan sendiri perkembangan mama yang baik yang diberitahu susterku.
Sesampai di rumah, aku menengoknya lagi di kamar. Terkadang mama sedang duduk di bangku dekat tempat tidurnya dan menonton TV, namun bila sudah terlalu malam, biasanya dia sudah bersiap tidur di ranjang. Kembali kusapa dia, “bagaimana hari ini ma..? tadi siang sudah latihan? Enak kan gak..?” Dan mama hanya memberi isyarat melalui tangan atau bibirnya (karena dia sulit untuk berbicara), aku mengerti apa yang diungkapkan. Terkadang aku sedih mendengar bila dia mengatakan “yah..beginilah..” dengan mengisyaratkan melalui tangannya yang menandakan bahwa kondisinya masih begini begini saja… Lalu kujawab, “ma..jangan seperti itu ya..? jangan nyerah.. yeny dan cici aja masih semangat, mama juga harus semangat..”. Sesekali kuminta dia untuk menggerakkan kaki kirinya, “ayo ma, coba angkat kakinya..geser-geser..”. Terlihat gerakannya tapi sedikiiiit sekali, dan sebentar saja mama menyudahi usahanya.
Melihat kondisi seperti itu, aku sedih..dan sedikit kecewa, mengapa sepertinya mama tidak semangat, mudah menyerah..hiks.. Mama lebih percaya obat, dokter dan terapi yang dilakukan orang lain untuknya..padahal untuk bisa cepat pulih, semangat dan motivasi diri sendirilah yang sangat diperlukan.
Lalu aku ajak ngobrol mama, kuingatkan dia pada masa kecilku bersamanya.. “Ma, waktu yeny masih kecil, waktu mau belajar jalan, mama kan yang mengajari yeny..? mama menuntun dan memegang tangan yeny lalu sesekali melepasnya..? lalu kenapa akhirnya yeny bisa berjalan? Karena yeny berusaha melakukannya sendiri kan..? bukan karena mama atau papa yang menuntun yeny terus..? Sama dengan mama sekarang.., bukan obat atau dokter yang membuat mama bisa jalan lagi, tapi mama sendiri.. mama pasti bisa! Seusai kuucapkan hal itu, mama menangis sambil mengucapkan kata "iya" dengan susah payah... Dan aku tak sanggup menahan air mataku pula namun kutahan agar tak tampak di matanya.. segera kusudahi obrolanku karena malam pun telah larut.. "Ya udah, besok latihan lagi ya ma… Selamat tidur… “. Kalimat-kalimat seperti inilah yang selalu kutinggalkan sebelum dia tidur dan aku beranjak ke kamarku untuk beristirahat pula…
Dan kini, 3 minggu sudah setelah mama kembali dari rumah sakit, setiap kejadian yang aku lihat dan rasakan, aku merasa seperti kembali ke masa lalu..masa dimana aku masih kanak-kanak... Apa yang mama lakukan untukku di masa lalu, kini aku yang melakukannya untuk mama…
Ma.. kondisimu saat ini sungguh telah membukakan mataku bahwa selama ini aku kurang punya waktu untuk memperhatikanmu… maafkan aku ya ma… Dan kini, selama aku masih sanggup untuk membuatmu pulih, aku tak kan membiarkanmu menanggunya sendiri…
I Love u ma…