Senin, 12 April 2010

Kalian..sumber inspirasi, motivasi dan semangat kami, Dik..

"Wah adik pintar ya… Bisa menari.. bisa nge-band juga... ”
”Kakak juga cantik deh..”
”Kakak bajunya baguuus...”
”Zeina sayang kakak Cinta Laura (nama asli : Laura, namun dipanggil Cinta Laura)”, “Kakak sayang Zeina kan..?”
”Aku nge-fans sama Afgan..”, ujar Zeina.
”Kalau pacar aku namanya Aldi, teman sekelas aku..”, tutur Yutika dengan wajah sumringah.


Berbagai ungkapan tersebut diatas senantiasa mengisi hari-hari kami di setiap pertemuan kami dengan mereka. Ada Puteri.., Monika, Zaena, Haifa, Yutika dan Faiza.. mereka adalah adik-adik kami yang mempunyai keunikan (Down Syndrome). Kami senang sekali bisa memiliki kesempatan untuk menari (kolaborasi) dengan mereka untuk sebuah acara HUT perusahaan kami pada tanggal 05 April 2010 yang lalu.

Awalnya kami ragu, karena dengan waktu yang singkat (kurang dari 2 minggu saja), kami harus menyiapkan sebuah performance tari yang baik, mengingat kami yang juga tetap harus melakukan pekerjaan rutin sehari-hari, dan yang terpenting lagi, adik-adik kami harus tetap dijaga dan diperhatikan kesehatannya.

Namun dengan satu keyakinan bahwa kami mampu dan bisa, kami menyatukan hati untuk terus maju, berlatih dengan semampu kami. Satu hal yang tak kami duga, sejak latihan kami yang pertama, kami ”takjub” dengan semangat adik-adik kami. Mereka mengikuti latihan dengan serius. Walau diulang beberapa kali, mereka tetap mengikuti dengan baik, tanpa mengeluh sedikitpun. Kami salut kepada kalian, dik...

Hari demi hari kami lalui bersama... Walaupun kami hanya empat kali latihan bersama mereka.. namun rasanya hati kami sudah sangat dekat dengan mereka. Tak hanya salut dengan adik-adik, juga dengan para orang tuanya, yang senantiasa hadir dengan setia menemani anak-anaknya berlatih. Sungguh orang tua yang luar biasa..!! Semangat dan kasih sayang kalian sungguh tiada taranya.
Mereka anak-anak yang pintar dan baik. Puteri.., salah satu adik kami, dia sayang sekali dengan mamanya.. sempat aku mendengar di suatu kesempatan, saat Puteri dibantu oleh mamanya memakaikan baju menari, sang mama memuji Puteri, ”Puteri cantik deh..”. Dan Puteri membalas.., ”Aaah..mama...Puteri sayang mamaa..”. Woow..sungguh luar biasa..ungkapan yang tulus dari Puteri dan sang mama ini membuat aku haru... hiks..


Haifa, yang sangat enerjik...dia lucu dan paling bersemangat diantara yang lainnya. Namun dia juga sensitif..mudah senang dan mudah sedih.. Dia juga sangat sayang mamanya. Semangatnya akan sedikit menurun bila sang mama tidak hadir menemaninya. ”Haifa kangen mamaaa..”, itulah kata-kata yang sering diucapkan sembari menangis. Namun Haifa juga terlihat sebagai anak yang mandiri, terlihat dari caranya memimpin doa kami, di setiap kami akan mulai latihan menari.


Dan Zeina, dia anak yang sangat mandiri dan dewasa.. dari beberapa kali latihan, dia yang paling jarang diantar oleh sang mama. Tapi semangatnya tidak kendur..tetap berlatih secara profesional.. bahkan seringkali dia mengingatkan teman-temannya bila nakal dan tidak berlatih dengan baik. Dia pandai ber’internet’, karena dia pernah memberiku alamat email-nya (tapi maaf ya Zeina, kakak belum sempat mengirim email kepadamu... ). Dia dekat sekali dengan salah satu teman kami, bernama Laura, namun dinamakannya Cinta Laura (mungkin mirip dengan Cinta Laura..? hehe ). Dia sempat beberapa kali memberikan surat kecil kepada Laura, yang berisi ungkapan kasih sayang diantara mereka.
Sungguh mengharukan....

Monika, Yutika, Faiza, kalian juga sungguh luar biasa... Kalian berlatih tanpa rasa lelah, terkadang kalian berlatih masih mengenakan pakaian sekolah.

Akhirnya saat pentas pun tiba, kami sudah mulai berkumpul sejak pukul 05.00 pagi. Waktu yang sedemikian pagi tak menghalangi kami untuk tetap menampilkan tarian yang terbaik. Para mama pun telah siap membantu mengenakan pakaian dan berbagai aksesoris tarian bali ke adik-adik kami. Duuh...cantiknya kalian.. dengan berbalutkan kain warna kuning menyala dengan megah-nya. Kalian bak putri kerajaan...

Akhirnya.., pukul 07.30 tepat, kami ber-enam (aku, Laura, Rebekka, Citra, Ovi dan Seanne) dan 6 adik kami, siap menunjukkan aksi kami ”Tari Pendet” yang menawan. Tak sedikit pun terlihat grogi (demam panggung) di wajah adik-adik kami, tidak seperti yang kami rasakan saat itu. Wah..malunyaa.., masa kalah sama adik-adik..? hehe...

Dan seperti biasa, setiap kami akan berlatih, dan demikian pula sesaat sebelum pentas, kami berdoa bersama, dan diakhiri dengan menyerukan yel-yel sambil mengepal dan menyatukan tangan kami, ”Kami pasti bisa.., YESS!! ”. Semangat itulah yang menghantarkan kami pada suatu keyakinan bahwa kami pasti BISA !

Gerakan demi gerakan kami tarikan.. dan tepuk tangan serta riuh suara pujian penonton sungguh membuat keraguan, ketakutan, kekuatiran kami selama ini sirnalah sudah.... Yang ada hanyalah kepuasan kami..kebanggan kami..kepada mereka, adik-adik kami yang hebat.. yang telah membuat kami semua menjadi ”HEBAT” saat itu.



Terima kasih adik-adikku.. keunikan kalian dan kebersamaan bersama kalian dalam beberapa hari saja, telah membuat kami semakin mengerti akan arti cinta kasih dan ketulusan, semangat hidup, perjuangan dan pengorbanan. Kalian adalah penari profesional yang sesungguhnya..,


kalian ISTIMEWA..baik di mata kami, di mata kedua orang tuamu, keluargamu dan di mata Tuhan, dan kalian...adalah sumber inspirasi, motivasi dan semangat kami...


Sampai bertemu lagi adik-adikku, di lain kesempatan. Jangan lupakan persahabatan kita ya...

Tuhan memberkati kita semua...
Amin.

Senin, 18 Januari 2010

Makna "Ulang Tahun" Untukku...

Tulisan ini sengaja aku buat, bukan untuk “gaya-gayaan” atau “norak biar terkesan banyak yang mengucapkan selamat”, tapi dari hati yang paling dalam, sebagai wujud terima kasih ku atas ucapan dan doa kalian untukku... yang secara pribadi dan teristimewa ingin kusampaikan kepada kalian….

Nuhun sewu sanget or thanks so much or sie-sie untuk :
Mamaku tercinta, Lany-ciciku yang baikss (sering kasih kado, hehe..), Sandy-suamiku (mana kadonya..?? hihi…), Dessi Saraswaty (sms mu sms pertama yang kuterima di hari ini Des, selain dari Sandy.. ^_^ ), Koko Suriandi, Carla, Ricky Agustinus, Andre Ck, Umbo Karundeng, P Alam, Rony Wijaya, Herronita, Erwin Sofianto, Richard Gunawan, Fiona Lestari, P Agus Suharto, P Andreas, Yenni Yulianti, Melissa Chaniago, Meiny, Arwan Hidayat, Dee Aisah, Esti Praptiwi, Tyo, Lucy Aprilia, Karol Purba, Herman Salim, Rony Hendra, Poernama, Aryo Seno, Hermawan, Siska Sulistio, Helena Helen, Diana Leo, Lis Sien, Jaya, Deanne, Yenny Lesmana, Waasi S, Michelle, Yenny Gunawan, Devi, Ci Linda, Santoso, Khrisna Maharani, Mba Clara, Erni Yulianti, Netty, Yan Arianto, Novita Tueno, Indra Gunawan, Ririe, Timotius Talip, Handian, P Tikki, Zaenal, Bu Asti, Mba Grace, Mba Wiwin, Sandra, Mba Zia, Andre, Citra, Mba Debby, Mba Novi, P Alfa, Yohannes, Rinny, Budi Raharjo, Ci Liana, Martinus Teja, semua teman-teman GA dan Legal di Lantai 16 dan teman-teman lain yang mungkin belum kesebut (maap yah)…

Kata orang-orang saat ber-Ulang Tahun adalah saat yang membahagiakan..identik dengan suatu syukuran, perayaan, ucapan, hadiah, kebersamaan dsb.
Namun bagiku, dengan bertambahnya usiaku, aku justru malu dan takut menghadapi hari Ulang Tahun. Karena hari itu menggenapkan bertambahnya usia kita satu tahun dan langsung membawa pikiran ini ke cita-cita yang masih banyak belum terwujud. Sedih karena belum dapat berbuat apa-apa yang membahagiakan keluarga dan orang lain. Yah.. persepsi orang pasti berbeda satu sama lain, dalam menanggapi hari Ulang Tahun dan maknanya.

......

Sehari sebelum aku berulang tahun, aku terpeleset di halaman rumahku, karena lantai sangat licin akibat hujan yang kian turun berhari-hari. Tak berapa sakit sih, tapi sempat membuat jam tangan kesayanganku pecah kaca dalamnya, hiks.. Semoga itu bukanlah pertanda apa-apa bagiku. Namun suatu hal yang pasti, itu membuat mamaku kuatir akan keadaanku. Ada satu kisah lucu, dimana sesampainya aku di toko (hari Minggu jatahnya aku jaga toko – tidak di kantor), mamaku menelepon aku (melalui suster) hanya untuk menanyakan berapa nomor telepon rumah ku (rumah mertua sih... J ), karena esok pagi mama mau menelepon aku ’tuk mengucapkan selamat ulang tahun sebelum aku berangkat kantor, katanya. Sambil tertawa kecil, aku mengatakan kepada suster untuk menyampaikan ke mamaku, kalau besok telepon aku di handphone saja.

Dan pagi ini, tepat sebelum aku berangkat kantor, handphone aku berdering, dan mamaku orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Dengan suaranya yang agak terbata-bata (memang mamaku agak kurang jelas kalau berbicara, serasa berat.. dan bercampur dengan rasa haru sepertinya). Sebelum mengucapkan selamat ulang tahun, dia kembali menanyakan bagaimana kondisi aku akibat terpeleset kemarin. Ucapan selamat ulang tahun dari mamaku biasa saja (standard lah..), namun yang membuat aku haru adalah caranya yang lucu, menanyakan nomor telepon aku ke diriku sendiri, untuk mengucapkan sesuatu kepada aku juga. Note : Mamaku sudah sulit mengingat hari ulang tahun anak-anaknya. Terkadang aku dan kakak ku harus saling mengingatkan mama kapan kita masing-masing berulang tahun. Makasih ma untuk perhatian dan kasih sayangmu kepadaku...

Hal lucu lain adalah ulah kakak ku yang memajukan hari ulang tahunku. Sehari sebelumnya dia mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku lewat sms. Dan dia jadi malu ketika aku memberitahunya bahwa ulang tahun aku besok bukan hari ini. Dia mengatakan ”koq bisa ya, dari kemarin-kemarin koq gue ingetnya loe ultah tuh hari minggu, makanya gue buru-buru cari kado, karena takut ga keburu beli dan ketemu loe di rumah mama”. Note : Jadi, aku dan kakak ku jarang bertemu, sekali seminggu saja, itu pun belum tentu bertemu muka. Terkadang, kami hanya bertitip salam atau barang di rumah mama (tempat pertemuan kami). Niat kakak ku untuk menyiapkan hadiah buat aku, seakan tidak ingin terlewatkan hari ultahku, sungguh telah membuat aku haru. Bahkan hadiah yang dititipkannya di rumah belum aku ambil hingga hari ini.

Ucapan lainnya datang dari sms, email dan telepon. Namun yang baru aku alami selama aku berulang tahun, adalah ucapan via Facebook. Sepertinya ucapan via Facebook ini sudah menjadi trend saat ini. Memang terkesan standard, kurang personal, karena ucapan ini relatif dapat dilihat orang lain (dari wall atau profil kita). Namun aku sangat bersyukur punya teman-teman di Facebook (baik yang sudah kukenal sejak lama maupun baru, bahkan belum pernah mengenal wajah), dan dengan berbagai ucapannya. Kalau kata banyak orang, Facebook itu ”nora”, seperti ”orang kurang kerjaan’, ”narsis” dsb. Tapi hal positif yang aku amati dari Facebook (terkait dengan ”Birthday”), Facebook dapat menjadi media ”reminder” kita akan teman kita yang berulang tahun. Karena dengan adanya informasi si ”A” berulang tahun hari ini, kita mengucapkan selamat kepada si ”A” (yang sebelumnya mungkin bahkan lupa mengucapkan). Dan yang semula kita tidak tahu kalau si ”A” berulang tahun, kita jadi tahu dan turut mengucapkan pula (walaupun mungkin bertemu saja belum pernah). So... hidup Facebook !!

Ucapan lainnya tentu dari teman-teman sekantor.. seperti biasa, kebiasaan di lantai tempat aku bekerja, bila ada yang berulang tahun, kita ramai-ramaikan bersama... Sebenarnya aku sangat malu dengan suasana ramai seperti itu, tapi yah..setahun sekali, aku terima dengan senang hati.. Itu tandanya, teman-teman masih perhatian sama aku.. ya kan..?

Akhir kata, walau bertambah usiaku, berkerut wajahku, bahkan memuth rambutku, harapku ’tak kan mengendurkan semangatku untuk terus berkarya dan mengejar mimpi-mimpiku.. dengan dukungan kalian (keluarga dan sahabat-sahabatku), dan berkat Tuhan Yesus, aku yakin BISA (menenangkan diri sendiri.com)

Cheers,

Sabtu, 02 Januari 2010

Nikmatnya Saat Sebuah Impian Terwujud...

Sudah dari beberapa bulan yang lalu, sejak baksos kami ke-4, kami merencanakan untuk mengunjungi anak-anak penderita kanker. Namun karena satu dan lain hal, keinginan itu belum dapat terwujud. Hingga akhirnya kami berkomitmen dari jauh-jauh hari kami sudah harus mempersiapkan rencana kami, yaitu pergi mengunjungi anak-anak penderita kanker, entah dimana saja tempatnya. Kami pun mulai searching internet untuk mengetahui berbagai informasi tentang yayasan atau rumah sakit yang menampung anak-anak penderita kanker. Akhirnya kami mendapatkan informasi itu dan memutuskan untuk survey ke sebuah rumah, yang konon katanya merupakan rumah tinggal sementara/ singgah anak-anak penderita kanker beserta orang tuanya, selama masa pengobatan rumah sakit, namanya ”Rumah Kita”.

Begitu kami menapakkan kaki di Rumah Kita, kami langsung ”jatuh hati” dan keinginan kami bukan lagi sebuah keinginan namun sudah menjadi hasrat dan impian, untuk mengunjungi dan menghibur anak-anak disana. Kami survey ke Rumah Kita pada pertengahan bulan November dan rencana akan mengunjungi mereka pada bulan Desember, tepatnya tanggal 19 Desember 2009 (seperti tahun lalu, kami juga melakukan baksos di bulan menjelang perayaan Natal).
Dilingkupi rasa bahagia karena impian kami hampir terwujud, kami pun begitu semangat mulai merencanakan hal-hal apa saja yang akan kami lakukan dan berikan untuk mereka. Kami ingin memberikan yang terbaik. Rencana belanja dan target dana pun sudah di depan mata. Sempat membuat kami kaget setelah kami selesai menghitung, karena ternyata lumayan besar juga dana yang harus kami cari dan kumpulkan. Tapi kami tak patah semangat, kami terus berjuang demi adik-adik kami. Dibandingkan dengan penderitaan mereka, upaya dan tenaga kami mungkin belum berarti apa-apa.

Rencana baksos kami ke-6 di Rumah Kita ini sempat terancam batal, karena ternyata pada tanggal 19 Desember, waktu yang kami rencanakan untuk berkunjung, sudah ada yang booking untuk kunjungan juga. Kami diminta menunggu 2-3 hari untuk dikonfirmasi lebih lanjut. Tapi kami tetap melanjutkan usaha kami untuk mengumpulkan dana, sambil tetap berharap dan berdoa agar kami dapat kesana bulan Desember ini.
Setelah menunggu beberapa lama, kabar baik pun datang.. Yipiie...horee...senangnya, akhirnya pihak yang sudah membook terlebih dahulu membatalkan kunjungannya, sehingga kami dapat mengisi waktu tersebut. Puji Tuhan, alhamdulilah, impian kami semakin dekat..! J

Email, Sms, BBM, berupa ajakan ke teman-teman, saudara, sahabat, kami lakukan dengan gencarnya, tanpa merasa lelah dan malu J, agar semakin banyak yang dapat kami berikan untuk anak-anak disana. Karena kami sadar, kami tak dapat melakukan sendiri, tapi dengan bersama, kami semakin kuat dan dapat menolong mereka yang membutuhkan dengan lebih baik lagi.

Seminggu, dua minggu, nyaris sebulan, jumlah dana yang terkumpul masih belum cukup dari yang kami targetkan. Ditambah lagi dengan beban mental bahwa jumlah anak yang akan hadir saat kunjungan kami nanti akan lebih banyak dari yang dikonfirmasikan sebelumnya. Karena ternyata Pihak Yayasan ingin mengundang beberapa anak penderita kanker lainnya dari beberapa Rumah Sakit di Jakarta. Senang sih.. tapi kami sempat cemas bila kami tidak dapat menyenangkan anak-anak seperti yang mereka harapkan. Namun, kami tak putus asa, kami berusaha lagi menghubungi teman-teman, saudara, sekedar mengingatkan, kemudian meminta mereka mengajak teman-teman atau saudara lainnya, siapa saja lah yang ingin turut berpartisipasi..J. Dan... Tuhan memang sungguh baik, melalui teman-teman kami, dana yang terkumpul sedikit demi sedikit terus bertambah. Bahkan hingga saat kami sudah membelanjakan untuk sumbangan, dana itu terus berdatangan. Dari jumlah dana yang kami targetkan, kami sudah mendapat dua kali lipat ! Senang, haru dan bahagia kami rasakan saat itu.

Jumat, 18 Desember 2009

Lain seperti beberapa baksos yang kami lakukan sebelumnya, biasanya kami belanja dan mempersiapkan segala sesuatunya seminggu sebelum acara. Namun kali ini, karena kesibukan kami masing-masing, maka kami putuskan untuk belanja di hari libur (kebetulan ada hari libur pada H-1). Walaupun kami hanyalah beberapa orang perempuan, namun demi impian kami dan amanah dari para donatur yang telah menyumbang, kami pun belanja dengan penuh semangat, berkeliling-keliling ITC Kuningan, dari pkl. 10.00 pagi s.d 18.00 sore. Untunglah lokasi belanja dekat dengan base camp kami, sehingga kami dapat bolak-balik menaruh barang-barang. Banyak sekali barang yang kami belanjakan saat itu. Yah..serasa jadi kuli sehari gitu deh..

Sabtu, 19 Desember 2009

Pukul 12.30 kami berangkat dari Kuningan menuju Rumah Kita, di Jl. Percetakan Negara IX No. 3, Jak-Pus, dengan mengendarai 1 mobil dan 2 Taxi.
Kami tiba di lokasi 30 menit lebih awal dari yang kami rencanakan, karena jalan yang kami perkirakan macet ternyata cukup lancar. Begitu sampai, kami langsung merapikan semua barang sumbangan yang kami bawa untuk diberikan ke Rumah Kita. Sementara goodie bag kami bagikan langsung kepada anak-anak.
Waaahh..anak-anak sudah ada yang berkumpul, sepertinya mereka sudah siap dengan kedatangan kami. Perasaan senang bercampur bingung, apa yang harus kami lakukan ya.. karena Mas Dodo – si tukang sulap yang juga kami undang untuk memeriahkan acara baru 1 jam lagi tiba. Yaah.. kami tak boleh menyerah...kami sudah datang disana dan bertemu dengan anak-anak adalah kerinduan kami, maka kami mulai berbaur dengan anak-anak, setelah kami menyerahkan sumbangan kepada koordinator Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) – Ibu Inggrid.

Acara dimulai dengan acara perkenalan sekaligus membagikan goodie bag ke setiap anak yang hadir. Saat itu +/- 20 anak hadir beserta orang tuanya. Sementara +/- 5 anak lainnya tidak dapat hadir karena tiba-tiba harus dirawat di Rumah Sakit dan ada yang harus pulang ke kampung halaman, karena orang tuanya sakit.
Setelah acara perkenalan, anak-anak diminta untuk unjuk kebolehan, menyanyi, menari dan bercerita. Mereka anak-anak yang lucu, pintar dan penuh semangat. Tak terlihat sedikit pun mereka menderita ataupun lemah, yang terlihat hanyalah senyum dan tawa bahagia mereka.

Beginilah suasana kami bersama anak-anak dan beberapa orang tuanya di Rumah Kita. Puaslah hati kami dan nikmat rasanya..., melihat mereka tersenyum dan tertawa riang gembira saat itu. Sepertinya mereka tidak lagi merasakan sakit yang mereka derita. Senyum dan tawa kalian, sungguh kebahagiaan bagi orang tuamu dan kami, Dik... Semoga kakak-kakak dimanapun mereka berada terus ada di tengah-tengah kalian, senantiasa menemani hari-hari kalian sampai saat kesembuhanmu tiba...

Kami doakan agar Tuhan senantiasa memberkatimu dan memberikan mujizatNya untuk kesembuhan atas penyakitmu.
Tetap sabar dan semangat yah Dik... ! Amin.

~ The Cherish Club ~

Minggu, 29 November 2009

Kyara.., tersenyumlah slalu...

Kyara…
nama yang begitu indah…
Matamu...tawamu...begitu mempesona...
Namun,...di balik cantik parasmu,
ada derita yang menoreh hidupmu...

Leukemia.. sebuah penyakit yang tak pernah kau inginkan..
Namun ia datang menghinggapi dirimu
di usiamu, yang bahkan belum mencapai 1 tahun...

Kyara...
Kuatkan hatimu...terus berikan senyummu,
pada ayah ibumu...
agar mereka tidak pernah patah semangat
’tuk merawatmu...membuatmu pulih dari deritamu..

Kyara...
Biarkan kami juga membuatmu bahagia dan slalu tersenyum..
Walau kau belum dapat mengerti,
akan smua yang terjadi pada hidupmu..
Biarlah kelak, yang kau tau hanyalah kau dalam keadaan sehat dan baik-baik slalu
Kyara, hanyalah seorang anak diantara +/-7 anak lainnya yang menderita kanker. Mereka sedang menjalani pengobatan untuk kesembuhan dirinya. Saat ini, mereka tinggal di Rumah Kita, yang terletak di Jl. Percetakan Negara, sebuah rumah singgah yang diperuntukkan bagi mereka (anak–penderita dan orang tuanya), yang perlu singgah atau menginap untuk beberapa waktu, selama anak mereka dalam masa pengobatan/ perawatan Rumah Sakit.
Saat ini, di Rumah Kita, terdapat +/- 8 orang anak penderita kanker. Ada Ando & Tika (penderita kanker mata), ada Kyara dan Dhea (penderita leukemia) dan beberapa anak lainnya. Mereka berasal dari berbagai daerah (Jakarta, Banten, Lampung, Batam, dsb). Mereka nampak akrab sekali, sudah seperti saudara dan sahabat. Seperti anak kebanyakan, mereka bermain, bercanda akrab satu sama lain.


Namun...di balik keceriaan Ando, Tika, Dhea dan anak-anak lainnya disana, terdapat derita dan sakit, yang harus mereka tanggung. Sedih, bingung terkadang putus asa dirasakan oleh para orang tua, yang harus terus menjaga, merawat anaknya dengan sangat baik. Dan terkadang harus mencari tambahan uang, kala anak mereka memerlukan obat yang sangat mahal harganya sementara tidak ada yang dapat menanggungnya. Hidup anak-anak penderita kanker disana sangat bergantung pada semangat hidup dari diri mereka sendiri..kasih sayang dan perhatian dari para orang tua dan orang-orang di sekitarnya.. dan juga bergantung pada obat-obatan dan perawatan dokter tentunya.

Adakah hati kita tergerak untuk membantu meringankan beban mereka..? setidaknya membuat mereka agar mempunyai semangat yang tak pernah putus dalam menjalani hidup ini..membuat mereka tersenyum bahagia..dan membuat mereka sembuh serta pulih dari segala sakit yang dideritanya..?

Mari kita bagikan berkat Tuhan yang kita peroleh, untuk adik-adik kecil kita, yang juga berhak untuk merasakan hidup sehat, dapat bersekolah, dapat bekerja, memperoleh kebahagiaan dan membahagiakan orang tuanya kelak...

Kami, The Cherish Club, rencananya akan mengadakan aksi sosial kami (ke-6) untuk adik-adik kami di Rumah Kita (Sabtu/ 19 Desember 2009). Bila teman-teman, ingin turut berpartisipasi (memberi sumbangan dana, barang atau tenaga), dapat bergabung dengan kami..

Adapun rencana bentuk donasi yang akan kami berikan (sesuai dengan dana yang terkumpul nanti) antara lain :
- Goodie Bag bagi anak-anak*) sesuai kebutuhan (pakaian, sandal/ sepatu, pampers, dsb) *) anak-anak yang berada di Rumah Kita dan beberapa anak penderita kanker lainnya
- Obat-obatan umum (minyak kayu putih, Betadine, dsb)
- Susu Dancow dan Milo (sesuai yang disarankan)
- Biskuit/ kue kering lainnya
- Gula, minyak goreng (beras tidak terlalu diperlukan karena persediaan masih banyak)
- Acara hiburan (mengundang badut/ sulap dsb)

Sekecil apapun hal baik yang kita lakukan kepada orang lain apalagi kepada orang yang membutuhkan, akan berarti besar bagi mereka. Dan percayalah bahwa kebaikan akan datang kembali kepada kita kelak..

Terima kasih.. Tuhan memberkati.

Bagi yang ingin berpartisipasi, dapat menghubungi kami di :
The Cherish Club

(Email)
indrawatiyeny@gmail.com
(Email)
d3551_saraswatycd@yahoo.com
(Email)
lyonathan@yahoo.com
(Email)
carla.carla@rbs.com

Senin, 19 Oktober 2009

Nah Ini Dia, Perlunya Ada Boss....

"Jualan kita hari ini lumayan ya..", kataku kepada suamiku selepas kami menutup toko handphone kami hari ini.
Yaah...pembeli toko handphone kami hari ini cukup bervariasi. Ada teman, langganan baru dan langganan yang sudah lama sekali tidak muncul, baru terlihat lagi hari ini.. bahkan ada konsumen yang tiba-tiba datang hanya sekedar membeli nomor perdana (tapi tiga nomor sekaligus...). Wah...senangnya..

Perbincangan ringan itu menjadi perbincangan yang cukup menarik perhatianku, hingga akhirnya aku menulisnya di blog-ku ini.

Kami baru saja memiliki seorang pegawai di toko handphone kami. Namun, pegawai kami kali ini agak berbeda dengan ”Lia” pegawai kami yang terdahulu (dapat baca kisahnya juga di blog aku sebelumnya, berjudul ”Bahasa Bukan Sekedar Bahasa"). Pegawai kami yang sekarang, sebut saja ”Isus”, memang cenderung kurang ramah dan luwes dalam melayani customer kami.

Namun, bukan hal itu yang menjadi topik utama perbincangan aku dan suamiku malam ini. Tiba-tiba saja (karena tidak biasanya suamiku menganalisa sesuatu hal), suamiku mengatakan hal ini kepadaku, ”Kebayang gak, kalau tadi kita pergi jalan-jalan ke Bogor atau kemana gitu, kira-kira apa bisa ya Isus jualan semua handphone seperti yang laku hari ini..?”
Sempat berpikir sejenak, lalu kujawab dengan ragu namun pasti, ”yaa..sepertinya tidak jualan sih..!”

Kalau kami (tepatnya ”aku”) tidak ada di toko hari ini, mungkin saja temanku tidak jadi membeli. Temanku ini baru saja seminggu lalu tahu bahwa aku punya toko handphone (tidak sengaja lewat di depan toko). Dia bukan teman dekat aku dan dia cenderung agak bawel (alias ”jago nawar”). Apakah dia akan membeli handphone ketika kami tidak ada ? nampaknya tidak semudah itu dia memutuskan untuk membeli di toko kami. Tapi akhirnya dia membeli dua handphone baru (Blackberry boo..), dan sekaligus menjual kedua handphonenya (puji Tuhan..). Kira-kira mengapa dia akhirnya jadi membeli handphone ? jawaban singkat (tanpa analisa lebih lanjut), karena kami ada di toko. Namun tidak hanya ada, tapi kami juga melayani mereka dengan baik.

Ada pula langganan lama suamiku. Dia datang, setelah kurang lebih setahun tidak nampak. Dia juga membawa dua handphone untuk dijual dan ditukar dengan handphone baru. Kalau suami aku tidak ada di toko hari ini, apa kira-kira dia akan menyerahkan handphone nya untuk dihargai pegawai kami? (walaupun pegawai kami sudah diberi kewenangan memutuskan harga, dan apabila mendesak, dia bisa saja menelepon kami untuk memutuskan). Tapi, apa cara seperti ini cukup nyaman untuk langganan kami? Bisa-bisa dia kabur ke toko lain, yang ada bos-nya, sehingga dapat menegosiasikan harga lebih leluasa. Untunglah, ada kami disana, dan akhirnya dia jadi menjual kedua handphone-nya kepada kami.

Kalau saja langganan kami tersebut tidak jadi menjual handphone-nya, maka penjualan berikutnya kepada sekelompok supir angkot (mereka yang mengakuinya sendiri lho.., hehe..lucu juga..ada supir mikrolet, supir metromini, supir kopaja), yaitu sebuah handphone mungil murah meriah tidak akan terjual kepada supir tersebut. Karena handphone ini adalah handphone second yang baru saja kami beli dari langganan kami yang datang sebelumnya.

Melanjutkan perbincangan kami seputar kejadian di toko handphone kami hari ini...
Jadi teringat, seorang ”engkoh” di Food Court Ambasador sebelah kantorku. ”Engkoh” itu adalah pemilik sebuah kios makanan yaitu masakan Jawa Timur. Dia terlihat selalu hadir di kios-nya bahkan turut melayani customer. Pertama, dia menawarkan menu, kemudian menjelaskan menu yang ada, bahkan terkadang dia yang mengantar sendiri makanan yang telah dipesan sampai ke meja customer. Padahal, soal rasa sih biasa saja.. tapi tempat makan itu menjadi cukup dikenal diantara kami, yah..karena ”engkoh” si pemilik sangat terlibat aktif dengan para customer-nya.

Contoh lain, dalam kehidupan kita sehari-hari di kantor. Seringkali kita kecewa karena ketika kita mengadakan meeting penting, undangan yang datang adalah bukan orang yang tepat, sehingga mungkin saja meeting jadi tidak berakhir dengan suatu keputusan. Dan biasanya yang dapat memberi keputusan, tidak lain adalah ”Boss” bukan..? Tapi sebaliknya, kita akan sangat senang dan merasa terhormat, ketika kita tidak berharap seorang ”Boss” datang menhadiri meeting kita, namun tiba-tiba dia datang untuk ikut berdiskusi. Hal itu dapat membuat kita menjadi lebih bersemangat dalam suasana meeting tersebut.

Wah...panjanglah ceritanya kalau mau didetailkan satu per satu. Tapi yang ingin aku sharingkan saat ini adalah ”ternyata keberadaan seorang Boss untuk turut melayani customer dan atau mendampingi pegawai dalam suatu aktifitas tertentu, sangat memberikan pengaruh positif bahkan dapat menentukan sukses atau tidaknya suatu kondisi”.

Jadi, kalau dapat aku simpulkan, apa perlunya keberadaan seorang Boss di setiap kondisi, baik di antara customer, pegawai dan bisnisnya ?
Keberadaan Boss akan :
1. Membuat customer percaya atau lebih yakin dengan harga/ keputusan yang diberikan kepadanya, karena diberikan langsung oleh si pemutus (yang berwenang memutus).

2. Membuat customer merasa lebih nyaman dalam bertransaksi, karena dia dengan leluasa dapat mengungkapkan hal-hal baik atau bahkan komplain-komplain, dan yakin bahwa apa yang diungkapkan telah disampaikan ke orang yang tepat. Sehingga apabila ada hal yang kurang baik, customer berharap akan cepat diperbaiki.
3. Membuat customer merasa dirinya dihargai dan dihormati karena dilayani langsung oleh pemiliknya (sebagai orang dengan level tertinggi di suatu unit tertentu – toko, divisi, unit kerja, perusahaan, dsb)

Jadi, kalau kita adalah seorang Boss.. dimanapun kita berada, pastikan bahwa kita senantiasa berada di tengah-tengah customer kita (untuk mengenal, mendekati dan melayani mereka), di tengah-tengah pegawai kita (untuk menularkan hal-hal baik yang kita miliki, memantau hasil kerja mereka dengan pendekatan personal), di tengah-tengah bisnis kita (agar senantiasa dapat memahami dan mengembangkan bisnis dengan lebih teliti dan cermat).

Minggu, 11 Oktober 2009

Thalassaemia..oh Thalassaemia (part_1)

Thalassaemia… mendengar namanya pun mungkin hampir tak pernah… hanya samar terdengar, namun berlalu begitu saja… Sampai pada suatu waktu, aku mengetahuinya..aku melihatnya dan aku merasakannya.. merasakan kesakitan mereka..merasakan kepedihan mereka..namun masih ada butir-butir harapan kulihat dari setiap tatapan matanya..
Thalassaemia…yah..ternyata, nama itu adalah sebuah nama penyakit yang dapat mematikan..sungguh mematikan..

Apakah Thalassaemia itu ?
Thalassaemia adalah suatu kelainan darah yang terdapat di banyak negara di dunia, khususnya pada orang-orang yang berasal dari daerah Laut Tengah, Timur Tengah atau Asia. Singkatnya, terdapat dua jenis Thalassaemia yaitu Thalassaemia trait/ pembawa sifat Thalassaemia dan Thalassaemia mayor. Yang sungguh menyedihkan adalah mereka yang menderita Thalassaemia mayor, yang diderita sejak lahir, dimana tubuh mereka tidak dapat membentuk Haemoglobin yang cukup dalam darah mereka, sehingga memerlukan transfusi darah seumur hidupnya.

Ironisnya, transfusi darah yang dilakukan pun belum mampu membuat mereka sembuh dan menghilangkan penyakit tersebut, bahkan pada satu masa tertentu, karena terjadi penumpukkan sejumlah zat besi yang berlebihan dalam tubuh, justru dapat menimbulkan penyakit lainnya seperti jantung, hati, pankreas dll. Inilah yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. (info lebih detail mengenai Thalassaemia serta pencegahannya dapat dibaca di
www.thalassaemia-yti.or.id atau sumber-sumber lainnya di internet).

Pada suatu waktu, kebetulan aku dan seorang teman berkesempatan untuk mengunjungi sebuah yayasan, khusus bagi para penderita Thalassaemia yaitu Yayasan Thalassaemia Indonesia, yang berlokasi di RS. Cipto Mangunkusumo (sebut saja “rumah singgah”). Sempat beberapa waktu kami mengundur kedatangan kami ke yayasan itu, sampai akhirnya dapatlah kami datang untuk bertemu dengan pihak pengelola yayasan.

Ternyata kami dipertemukan langsung dengan ketua/ pendiri yayasan tersebut yaitu Bapak Ruswandi. Wow.. senangnya.. , walaupun kami sempat menunggu beberapa saat sebelum bertemu dengannya dikarenakan beliau masih meeting internal.. namun kami menunggu dengan sabar dan senang hati..

Tak berapa lama pun, kami disapa oleh seorang wanita tepatnya seorang ibu, yang tidak lain adalah istri dari Bapak Ruswandi yaitu Ibu Watty Ruswandi, dan terakhir kami tahu bahwa beliau lebih dikenal dengan sebutan “Bunda”. Yah..mungkin karena kedekatan beliau dengan orang-orang di sekitarnya..khususnya mereka para penderita Thalassaemia, yang sudah menjadikan “rumah singgah” di rumah sakit tersebut pun sebagai rumah kedua bagi mereka.

Begitu selesai berkenalan dan berbincang-bincang sejenak, kami langsung dibawanya untuk mengunjungi sebuah kamar, kamar pasien katanya.. Ketika kami masuk ke kamar tersebut, kami seperti tidak melihat sebuah kamar pasien.. mungkin lebih tepatnya seperti sebuah kamar di rumah sakit darurat (seperti di tempat pengungsian, namun masih lebih baik, karena kondisinya cukup terang, bersih dan ber-AC). Begitu banyak ranjang berjajar disana, dengan begitu banyak anak-anak dan remaja berbaring di setiap ranjangnya (ada satu ranjang yang terisi dua atau tiga orang), dengan tangan yang tersuntik jarum transfusi, serta kantong-kantong darah yang menggantung di setiap sisi ranjang mereka. Yah..di kamar itulah, mereka men”charge” nyawa mereka, mengisi tubuh mereka dengan darah yang tak bisa mereka hasilkan sendiri melalui tubuhnya.

Ibu Ruswandi membawa kami melihat satu per satu pasien disana.. sebagian dari mereka nampak sehat, namun sebagian lainnya nampak lemah. Sesekali Bunda menyapa pasien-pasiennya dengan obrolan ringan namun penuh dengan kalimat ”penyemangat”.. yah..karena semangat untuk hiduplah yang harus mereka miliki dalam kondisi seperti itu.

Sempat aku terdiam dan terpaku kala aku melihat ada seorang ibu dengan anaknya laki-laki (cakep sekali anak itu.. dia putih..bersih..rambutnya pun indah). Ya...tentu saja ibu itu datang untuk menemani anaknya transfusi darah.
Sempat Bunda menyapa ibu tersebut, ”Baru datang Bu..? sudah dapat tempat belum..?”
”Ini lagi nyari tempat..wah sepertinya penuh ya..”.
Sembari Bunda melihat sekeliling, barangkali sudah ada yang selesai transfusi, sehingga ranjang-nya dapat dipakai oleh anak ibu itu, tak sengaja kami melihat barang bawaan si ibu. Selain tas yang dibawanya, ibu itu juga menjinjing sebuah plastik bening berisi jarum suntik dan beberapa peralatan kecil lain (tak begitu jelas terlihat). Melihat itu, aku dan temanku saling bertatapan.. , seakan kami ingin mengatakan hal yang sama.. ”sepertinya... inilah belanjaan para ibu ketika di kamar ini....bukan sayur mayur, bukan daging, bukan pula pakaian atau sepatu..seperti belanjaan ibu-ibu pada umumnya, namun seperangkat alat medis, ya...berbagai peralatan untuk keperluan transfusi darah”.

Tak berapa lama, kami pun keluar dari kamar itu.. Duduk sebentar di ruang tunggu, karena masih menunggu Bapak Ruswandi yang baru saja makan siang. Berbeda dari saat kami datang, yang masih penuh semangat..., namun setelah keluar dari kamar itu, kami merasa lemas..seakan tak ada tenaga lagi..kembali kami saling menatap..tanpa kata-kata, dan terlihat ada bulir-bulir air menyelimuti selaput mata kami..namun kami menjaga agar air mata kami tidak sampai jatuh ke pipi.

Yaah..kami tak kuat melihat pemandangan seperti itu.. tapi ini kenyataan, sungguh suatu kenyataan.. Ternyata ada kehidupan lain di luar sana yang mungkin tak kita ketahui dan pikirkan selama ini. Kalau selama ini kita sudah sangat merasa menderita dengan penyakit flu, demam, cacar, anemia, mungkin itu belum seberapa dibandingkan penderitaan yang dialami oleh mereka para penderita Thalassaemia.