Berpikir..berpikir..aku terus berpikir, kira-kira apa yang dapat membuat mama merasa dirinya berarti dan bukannya merasa hanya sebagai pesakitan saja..dan apa yang sekiranya dapat melatih dirinya untuk tetap aktif bergerak dan berpikir…
Lalu kuminta dia untuk menulis..menulis tentang apa saja yang ingin dia tulis, yang terbersit di benaknya… Karena dahulu mama sering sekali menulis surat untuk aku dan ciciku.. Suratnya selalu berisi nasehat, tentang menjaga kesehatan, tentang jangan lupa berdoa dan beribadah setiap hari minggu, tentang menjaga kebersihan kamar dsb. Jujur saja, dahulu aku dan ciciku saat menerima surat itu, terkadang kami merasa bosan karena selalu membaca hal yang sama berulang kali. Hanya membaca cepat saja dan kemudian membuangnya.
Namun saat ini, aku sangat merindukan tulisannya…membaca nasehat-nasehatnya untuk aku… Maka aku minta mama untuk menulis, “ma, kalau pagi atau siang lagi ngga ngapa2in, nulis aja ya.. dulu kan mama sering nulis ya..? nulis apa aja, terserah deh.. nanti yeny kumpulin tulisannya, terus yeny bagus2in..bisa jadi buku lho…” bujukku padanya… Tadinya dia enggan merespon, bahkan mengatakan "nanti saja kalau sudah baik". Mendengar hal itu, aku pun tak menyerah menyemangatinya "Jangan tunggu sembuh ma, tangan kanan mama masih bisa menulis, mama masih bisa duduk, harus bersyukur..justru kalau mama bisa melakukannya di keadaan seperti ini, artinya mama jauh lebih hebat dari orang yang sehat." Akhirnya, mama pun menuruti permintaan aku untuk menulis.. Senang sekali melihat respon mama yang antusias, mama langsung merencanakan meja mana yang akan digunakan untuk menulis, membayangkan posisi duduknya dsb. Aku menuruti saja apa yang dia inginkan...
Walaupun aku tak melihat sendiri bagaimana dia menulis, malam keesokannya sepulangku dari kantor, segera aku mengecek hasil karya tulisannya.
“Hari sangat cerah sangat bingung nulis apa?.. Sedih apa boleh buat ? Harus begini untuk hidup. Ma2 sudah tua sakit-sakitan lagi… umur mulai enam puluhan. Sudah mulai sakit-sakitan…. “
(terlihat tulisannya yang tidak serapi dan sebagus dahulu, sepertinya perlu ekstra usaha untuk menulisnya)
Lalu, baru aku diinformasikan oleh suster rumahku, bahwa tadi pagi mama menulis surat itu dengan menangis… Setiap kata yang ditulis, dia menangis, tak henti hingga kata terakhir yang ditulisnya..
Mendengar hal itu, aku minta mama untuk berhenti saja menulis. Aku hanya ingin membuat mama merasa lebih berarti bukan untuk menangisi keadaannya saat ini.. hikss…
Lalu aku minta dia untuk menggambar saja.. dulu mama juga jagoan menggambar.. menggambar orang paling pintar dia.. : ) apalagi baju.. *secara mama puluhan tahun menjadi tukang jahit.. hehe..
Dan dia menyetujui ideku untuk menggambar.. aku beri dia sebuah buku gambar dan satu set spidol warna-warni. “yeny tunggu gambarnya besok ya ma..”, ujarku mengingatkannya malam itu.
Dan inilah hasil karyanya selama beberapa hari :
Salah satu gambar yang aku paling suka.. aku beri judul “Three of Us”, itu adalah gambar kami : mama, aku dan cici aku… bagus sekali gambarnya…
Dia menggambar dan terus menggambar hingga saat aku menulis blog ini.. aku minta mama juga untuk mewarnai setiap gambarnya agar lebih indah dipandang... Setiap aku pulang kantor, aku selalu ingin melihat hasil karyanya..selalu merindukannya... :)
Bangganya aku padamu ma…
Di sakitmu, kau tetap bisa berkarya…walau karya itu hanya untuk dirimu, dan untuk kami anak-anakmu.. tak ada yang dapat mengalahkan nilai dan point yang kami berikan atas hasil karyamu.. nilainya sebesar kasih sayang kami yang tak terhingga padamu…
Lov u mom so much…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar