Begitu banyak kata yang ingin kuucap, begitu besar rasa yang ingin kuungkap, begitu tinggi rasa syukur yang
ingin kupanjatkan.. Hanya melalui tulisan inilah kucurahkan segala kata, rasa,
syukur dan terima kasihku untuk kisah hidupku yang luar biasa!
Tidak berlebihan rasanya bila kukatakan bahwa bagi seorang
wanita, hamil, melahirkan dan mengurus anak merupakan sesuatu hal yang amazing!
Tak pernah terpikirkan sebelumnya, setelah lebih dari 10
tahun usia pernikahanku, akhirnya aku melewati juga satu fase ini.. Fase dimana
menurut banyak orang, lengkaplah kodrat sebagai seorang wanita yaitu menjadi
istri juga menjadi ibu bagi anak-anaknya. Mengapa sekian lama belum punya anak,
pertanyaan yang sama berulang kali dipertanyakan teman-teman kepadaku.. dan
jawabanku simple saja “belum siap”.
“Jadi sekarang sudah siap?”, pertanyaan berikutnya...
”Mmm..siap ga siap akhirnya harus siap juga kan ?”, usailah
pembicaraan setelah kata pamungkas ini kulontarkan.. hehe..
Bulan Januari 2013, melalui test laboratorium dan diagnosa
dokter, aku dinyatakan hamil. Kaget, happy, bingung, campur
aduklah perasaanku saat itu. Aku harus berperut besar sampai 9 bulan? Bagaimana
dengan aktivitas sehari-hariku? Menjalankan tugas keluar kantor dan keluar
kota, apa masih bisa? Aku akan mengurus baby dan membesarkannya? Sanggupkah
aku? Jujur harus kukatakan, keraguan dan kekuatiranku saat itu rasanya lebih
besar daripada rasa senang yang seharusnya ada...
Di tengah kegalauan diri ini,
pada akhirnya hanya berserah dan berterima kasih kepada Tuhanlah yang
menenangkanku.. Bersyukur bahwa Tuhan Yesus masih berkenan menitipkan seorang
anak padaku..diantara banyak wanita diluar sana yang mungkin mengharapkan namun
belum mendapatkannya.. Dan aku percaya calon anakku ini sengaja dititipkan
Tuhan untuk menemani dan mengisi hari-hari dalam hidupku selanjutnya..
Sebulan, dua bulan, tiga bulan
dan waktupun terus berjalan.. Sejak awal kehamilanku, aku bersyukur tidak
mengalami mual dan muntah seperti pengalaman banyak wanita hamil lainnya. Hampir
tidak ada yang berubah, aku bekerja di kantor seperti biasanya. Pergi pagi
pulang malam, makan seperti biasanya, bahkan bertugas keluar kantor di weekend
atau keluar kota (walau hanya seputar Bandung), masih kulakukan hingga usia
kehamilanku 7 bulan. Di
rumah pun naik turun tangga setiap hari karena kebetulan posisi kamar tidurku
di lantai 2. Hanya saja memang mulai bulan ke 6, rasa lelah mulai cepat
kurasakan, terutama kedua kakiku yang seringkali bengkak bila terlalu lama berdiri
dan berjalan. Tapi secara keseluruhan, nyaris selama kehamilanku tidak ada
kendala yang sangat berarti.. syukurlah..Thanks God, Thanks my baby.. ^^
Selama waktu berjalan, apakah kandunganku baik-baik saja? Tidak
juga.. Sempat dua kali aku merasa sangat takut dengan diagnosis dokter yang
mengharuskan aku melakukan pemeriksaan lebih mendalam. Diagnosis
pertama yaitu janinku terlihat agak kecil lingkar kepalanya. Ketakutanku pun
mulai menghantui terlebih setelah membaca (searching) berbagai artikel di internet
mengenai lingkar kepala janin yang cenderung kecil. Semakin banyak kubaca
semakin ngeri jadinya.. kuputuskan untuk pasrah saja dan berdoa serta berharap
semua akan baik-baik saja.. Dan, akhirnya hasil USG lengkap yang kulakukan
menunjukkan bahwa ukuran lingkar kepala janinku masih dalam variasi normal
walaupun memang agak kecil. Memang bayiku tergolong bayi yang relatif kecil,
begitu sekilas perkataan dokter yang kuingat yang membuatku sedikit lebih
tenang. Thanks God, Kau dengar doa dan permohonanku..
Kali kedua yang membuatku kuatir
yaitu saat usia kehamilanku nyaris 9 bulan, yang artinya hampir saatnya
melahirkan. Aku merasakan gerakan janinku yang mulai berkurang, tidak aktif
seperti biasanya. Aku coba tanya ke beberapa teman, menurut mereka aku harus
segera cek ke dokter. Awalnya aku menganggap biasa saja, tapi akhirnya
kuputuskan untuk meng-sms dokter kandunganku, dan dia menyarankan untuk segera
ke rumah sakit. Paniklah aku dibuatnya, dan tanpa berpikir panjang, pulang
kerja pun aku langsung ke rumah sakit untuk memeriksanya. Ditangani oleh dokter
kandungan lain, rekam jantung pun dilakukan untuk mengecek keadaan janinku..
Dan hasilnya...masih normal. Puji Tuhan..!
Namun kekuatiran dan ketakutanku
tidak berhenti sampai tahap itu saja. Selanjutnya, menghadapi masa dimana aku
harus operasi caesar untuk melahirkan bayiku.. Aku bertanya ke teman-teman yang
sudah menjalani operasi caesar. Sakit apa tidak? Sakitnya seperti bagaimana?
Berapa lama sembuhnya? Dll.. Mungkin sampai bosan mereka dibuatnya dengan
bertubi-tubi pertanyaanku yang terkadang kekanak-kanakkan.. :- )
Dan, tibalah saatnya aku harus
menghadapi juga hari yang ditunggu-tunggu...
Operasi.. Oh tidaaakk!! Walaupun jauh-jauh
hari aku sudah menyiapkan mentalku untuk menghadapi masa ini, tetap saja aku
takut.. Membayangkan jarum bius lokal yang akan disuntikkan ke tulang belakang
punggungku, yang menurut banyak orang rasanya sakittt.. Ouwhhh.. Belum lagi,
pasca operasi, yang menurut kata banyak orang (lagi), masa pemulihannya agak
lama dibandingkan melahirkan normal.
Selama masa kehamilanku dan
jelang kelahiran babyku, aku sangat bersyukur memiliki keluarga, teman
dan saudara yang begitu perhatian kepadaku. Tidak hanya bantuan memberi
informasi dan menjawab setiap pertanyaanku seputar kehamilan dan melahirkan,
mereka jugalah yang menguatkanku melalui perkataan dan doa hingga akhirnya aku
merasa lebih siap menjalani operasi caesar.
Rabu, 16 Oktober 2013 malam,
menjadi malam yang paling menegangkan seumur hidupku..
Di tengah keheningan
malam itu, di kamar no. 220 A, RS Hermina Jatinegara, aku menangis sambil tak
henti berdoa, bukan hanya karena rasa takutku menghadapi esok hari, tapi juga rasa
haru yang luar biasa.. Akhirnya usai sudah masa penantian my baby
di dalam rahimku dan dalam beberapa jam lagi ia akan segera melihat dunia bersamaku..
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar