Selasa, 09 Desember 2008

Kupu-kupu Yang Sempurna

Pernahkah teman-teman membaca atau mendengar kisah ini :

Suatu hari seorang anak mengamati lubang kecil dari sebuah kepompong calon kupu-kupu, selama beberapa jam lamanya.
Calon kupu-kupu itu, yah.. terlihatlah calon kupu-kupu berjuang dengan memaksa dirinya, melewati lubang kecil itu. Dan kemudian kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya, dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Oleh karena rasa iba, akhirnya anak tersebut memutuskan untuk membantunya, kemudian dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu... kreshh.....
Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun...kupu-kupu tersebut mempunyai tubuh yang gembung dan kecil serta sayap-sayap yang mengkerut. Anak tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang.

Seiring dengan berjalannya waktu. Akhirnya, semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap mengkerut, dan dia tak pernah bisa terbang.

Jadi teringat masa kecil, kala aku memberontak saat ibu akan menyuapi obat demam ke mulutku. Dengan lincahnya aku berlari kesana kemari dan menutup rapat-rapat mulutku demi menghindari sendok berisi bubuk puyer menghadang di depan mulut. Mengapa ibu sedemikian gigihnya menyuapi aku obat ? yah.. tentu agar aku lekas sembuh dari sakit. Dan aku harus dipaksa untuk meminumnya. Tidak mengenakkan memang rasanya kalau dipaksa melakukan sesuatu yang tidak kita sukai. Tapi kalau saja saat itu aku tahu bahwa pada akhirnya aku harus dipaksa untuk minum obat, mengapa saat ibu atau ayah menasehatiku untuk tidak bermain diluar rumah kala hujan dan selalu beristirahat siang dengan cukup, aku tidak melakukannya ya? Sekali dua kali dinasehati tidak cukup membuat aku berubah, hingga akhirnya aku harus mengalami demam yang tinggi, pusing kepala tak terkira dan aku dipaksa minum obat sehari dua kali. Dan sekarang, setelah aku dewasa, baru aku menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari segala penyakit.

Hidup ini penuh perjuangan! Sejak kita dilahirkan, ada perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya, saat anak terlahir ke dunia, ada perjuangan kedua orang tua untuk membesarkan anak-anaknya, dan ketika anak telah dewasa, ada perjuangan seorang anak dalam mencari jati diri dan menghidupi dirinya sendiri, keluarga dan orang tuanya, saat menjelang ajal pun, ada perjuangan melawan penyakit dan bertahan hidup, bahkan ketika ajal telah menjemput, ada perjuangan bagi keluarga yang ditinggalkan untuk tetap hidup tanpa keluarga yang utuh lagi. Dan perjuangan hidup itu kita lalui begitu saja ....

Namun terkadang kita tidak mengerti bahwa setiap perjuangan dalam hidup kita, itulah yang akan membuat kita besar dan kuat. Justru apabila kita hidup tanpa hambatan apapun, mungkin itulah yang akan melumpuhkan kita. Seperti kepompong yang dipaksa untuk keluar sebelum waktunya, dia akan menjadi ”kupu-kupu yang tak sempurna”.

Jadi, apakah kita akan menunggu sampai kondisi memaksa kita berubah atau kita mau berubah atas kemauan diri sendiri, menjalani setiap perubahan dengan penuh semangat serta menjadikan setiap perubahan yang terjadi adalah perjuangan kita untuk menjadi lebih besar dan kuat ?

Jawabannya ada pada diri kita masing-masing...
Namun yang pasti ”tidak ada paksaan dan jangan sampai kita dipaksa untuk berubah”, karena kita ingin menjadi ”kupu-kupu yang sempurna”, dengan sayap-sayapnya yang indah penuh warna berbaur dengan bunga-bunga nan harum mewangi...

Kata-kata bijak :
Jalanilah hidup tanpa ketakutan, hadapi semua hambatan, kendala dan masalah dalam hidupmu, dan yakinlah kita dapat mengatasi semua itu..

Tidak ada komentar: