Sabtu, 04 Juli 2009

Dua kata : "Terima Kasih ..."

Sebuah ucapan sederhana yang mampu mengubah kehidupan…
– seringkah kita menerima ucapan ”terima kasih” atau sudahkah kita mengucapkannya kepada orang lain ?


Aku sering kesal dan terkadang tak habis pikir kepada seseorang (yang mempunyai hubungan yang cukup dekat denganku). Aku seringkali membantunya dalam berbagai hal, baik ketika dia sedang ditimpa musibah atau aku yang memang sedang berbaik hati memberikan atau membelikan sesuatu untuknya. Namun jarang sekali aku mendengar kata “terima kasih” keluar dari bibirnya. Aku bukan seorang yang “gila pujian”, namun sekedar sebuah ucapan singkat itu rasanya bukan suatu hal sulit untuk dilakukan. Apa dia berpikir karena kedekatan hubungan kita membuat aku sudah “seharusnya” dan “sewajarnya” membantu dan menolongnya, sehingga tak perlu lagi sebuah ucapan itu dilakukannya.

Ternyata tak hanya kepadaku dia sulit mengucapkan kata “terima kasih”. Seringkali aku mendapatkannya juga ketika dia akan keluar parkir, di sebuah loket karcis parkir (kebetulan parkir gratis), begitu karcis diberikannya ke petugas dan palang parkir terbuka, dia dengan begitu saja melaju dengan mobilnya tanpa mengucapkan sepatah apapun. Memang terlihat hal ini simple, namun bukankah pada saat kita akan keluar parkir, walaupun gratis, namun kita juga telah dilayani oleh petugas itu, dan sekali lagi apalah susahnya mengucapkan kata “terima kasih” kepadanya atas pelayanannya?

Lama-lama aku gerah juga dengan kondisi seperti ini. Dan aku tak ingin, hanya karena sebuah ucapan sesederhana itu yang sangat jarang dia ucapkan, membuat aku menjadi hitung-hitungan dalam memberikan bantuan atau kebaikan kepadanya. Maka kucoba berbicara kepadanya dan memintanya untuk mulai belajar mengucapkan ”terima kasih” kepada siapapun yang telah memberikan bantuan sekecil apapun kepadanya.

Awalnya sangat sulit sepertinya, membuat dia melakukan hal itu. Aku harus berulang kali mengingatkannya untuk mengucapkan kata ”terima kasih” itu, bahkan kepadaku (padahal dipikir-pikir lucu juga aku meminta orang lain untuk mengucapkan terima kasih kepada diriku sendiri). Dan aku selalu memberikan contoh kepadanya dengan tak pernah lupa mengucapkan ”terima kasih” kepadanya, untuk setiap hal kecil apapun yang dia lakukan untukku.. Walaupun hanya sekedar untuk mengambilkan sendok atau tas, selalu kuucapkan dua kata itu kepadanya.

Usahaku kini sepertinya membuahkan hasil, kini dia mulai terbiasa mengucapkan kata ”terima kasih” kepadaku, kepada petugas loket parkir, dan kepada setiap orang yang telah melakukan sesuatu untuknya. Dan aku pun melakukan segala sesuatu untuknya dengan sukarela, karena dia telah menunjukkan kepadaku bahwa dia menghargai setiap apa yang kulakukan untuknya dengan sebuah ucapan ”terima kasih”.

Apakah kita merasa bahwa dua buah kata sederhana ”terima kasih” ini menjadi sangat berarti..? – aku sering menerima ucapan ”terima kasih” dari atasanku sesaat ketika aku pamit pulang kepadanya (setelah seharian aku bekerja di kantor). ”Terima kasih ya Yen...”, sebuah kalimat pendek yang dalam kondisi tertentu (mungkin ketika aku sedang merasa sangat lelah) mampu menggetarkan hatiku saat mendengar kata itu. Sebuah ucapan yang berarti dia (atasanku) merasa telah dibantu olehku dalam hal pekerjaan.

Jadi, pentingkah sebuah ucapan ”terima kasih” ? Percayakah kita bahwa dua kata sederhana itu, dapat membuat orang yang menerimanya, merasa menjadi orang yang berarti dan berguna dalam hidupnya? Membuat dua orang yang sedang bermusuhan bisa menjadi akrab kembali? Atau... justru dua kata sederhana itu, tetaplah menjadi sesuatu yang sederhana dan tak berarti apa-apa..?

Semua itu terserah Anda...

TERIMA KASIH untuk semua sahabatku yang telah membaca tulisan ini...
Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar: