Minggu, 11 Oktober 2009

Thalassaemia..oh Thalassaemia (part_1)

Thalassaemia… mendengar namanya pun mungkin hampir tak pernah… hanya samar terdengar, namun berlalu begitu saja… Sampai pada suatu waktu, aku mengetahuinya..aku melihatnya dan aku merasakannya.. merasakan kesakitan mereka..merasakan kepedihan mereka..namun masih ada butir-butir harapan kulihat dari setiap tatapan matanya..
Thalassaemia…yah..ternyata, nama itu adalah sebuah nama penyakit yang dapat mematikan..sungguh mematikan..

Apakah Thalassaemia itu ?
Thalassaemia adalah suatu kelainan darah yang terdapat di banyak negara di dunia, khususnya pada orang-orang yang berasal dari daerah Laut Tengah, Timur Tengah atau Asia. Singkatnya, terdapat dua jenis Thalassaemia yaitu Thalassaemia trait/ pembawa sifat Thalassaemia dan Thalassaemia mayor. Yang sungguh menyedihkan adalah mereka yang menderita Thalassaemia mayor, yang diderita sejak lahir, dimana tubuh mereka tidak dapat membentuk Haemoglobin yang cukup dalam darah mereka, sehingga memerlukan transfusi darah seumur hidupnya.

Ironisnya, transfusi darah yang dilakukan pun belum mampu membuat mereka sembuh dan menghilangkan penyakit tersebut, bahkan pada satu masa tertentu, karena terjadi penumpukkan sejumlah zat besi yang berlebihan dalam tubuh, justru dapat menimbulkan penyakit lainnya seperti jantung, hati, pankreas dll. Inilah yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. (info lebih detail mengenai Thalassaemia serta pencegahannya dapat dibaca di
www.thalassaemia-yti.or.id atau sumber-sumber lainnya di internet).

Pada suatu waktu, kebetulan aku dan seorang teman berkesempatan untuk mengunjungi sebuah yayasan, khusus bagi para penderita Thalassaemia yaitu Yayasan Thalassaemia Indonesia, yang berlokasi di RS. Cipto Mangunkusumo (sebut saja “rumah singgah”). Sempat beberapa waktu kami mengundur kedatangan kami ke yayasan itu, sampai akhirnya dapatlah kami datang untuk bertemu dengan pihak pengelola yayasan.

Ternyata kami dipertemukan langsung dengan ketua/ pendiri yayasan tersebut yaitu Bapak Ruswandi. Wow.. senangnya.. , walaupun kami sempat menunggu beberapa saat sebelum bertemu dengannya dikarenakan beliau masih meeting internal.. namun kami menunggu dengan sabar dan senang hati..

Tak berapa lama pun, kami disapa oleh seorang wanita tepatnya seorang ibu, yang tidak lain adalah istri dari Bapak Ruswandi yaitu Ibu Watty Ruswandi, dan terakhir kami tahu bahwa beliau lebih dikenal dengan sebutan “Bunda”. Yah..mungkin karena kedekatan beliau dengan orang-orang di sekitarnya..khususnya mereka para penderita Thalassaemia, yang sudah menjadikan “rumah singgah” di rumah sakit tersebut pun sebagai rumah kedua bagi mereka.

Begitu selesai berkenalan dan berbincang-bincang sejenak, kami langsung dibawanya untuk mengunjungi sebuah kamar, kamar pasien katanya.. Ketika kami masuk ke kamar tersebut, kami seperti tidak melihat sebuah kamar pasien.. mungkin lebih tepatnya seperti sebuah kamar di rumah sakit darurat (seperti di tempat pengungsian, namun masih lebih baik, karena kondisinya cukup terang, bersih dan ber-AC). Begitu banyak ranjang berjajar disana, dengan begitu banyak anak-anak dan remaja berbaring di setiap ranjangnya (ada satu ranjang yang terisi dua atau tiga orang), dengan tangan yang tersuntik jarum transfusi, serta kantong-kantong darah yang menggantung di setiap sisi ranjang mereka. Yah..di kamar itulah, mereka men”charge” nyawa mereka, mengisi tubuh mereka dengan darah yang tak bisa mereka hasilkan sendiri melalui tubuhnya.

Ibu Ruswandi membawa kami melihat satu per satu pasien disana.. sebagian dari mereka nampak sehat, namun sebagian lainnya nampak lemah. Sesekali Bunda menyapa pasien-pasiennya dengan obrolan ringan namun penuh dengan kalimat ”penyemangat”.. yah..karena semangat untuk hiduplah yang harus mereka miliki dalam kondisi seperti itu.

Sempat aku terdiam dan terpaku kala aku melihat ada seorang ibu dengan anaknya laki-laki (cakep sekali anak itu.. dia putih..bersih..rambutnya pun indah). Ya...tentu saja ibu itu datang untuk menemani anaknya transfusi darah.
Sempat Bunda menyapa ibu tersebut, ”Baru datang Bu..? sudah dapat tempat belum..?”
”Ini lagi nyari tempat..wah sepertinya penuh ya..”.
Sembari Bunda melihat sekeliling, barangkali sudah ada yang selesai transfusi, sehingga ranjang-nya dapat dipakai oleh anak ibu itu, tak sengaja kami melihat barang bawaan si ibu. Selain tas yang dibawanya, ibu itu juga menjinjing sebuah plastik bening berisi jarum suntik dan beberapa peralatan kecil lain (tak begitu jelas terlihat). Melihat itu, aku dan temanku saling bertatapan.. , seakan kami ingin mengatakan hal yang sama.. ”sepertinya... inilah belanjaan para ibu ketika di kamar ini....bukan sayur mayur, bukan daging, bukan pula pakaian atau sepatu..seperti belanjaan ibu-ibu pada umumnya, namun seperangkat alat medis, ya...berbagai peralatan untuk keperluan transfusi darah”.

Tak berapa lama, kami pun keluar dari kamar itu.. Duduk sebentar di ruang tunggu, karena masih menunggu Bapak Ruswandi yang baru saja makan siang. Berbeda dari saat kami datang, yang masih penuh semangat..., namun setelah keluar dari kamar itu, kami merasa lemas..seakan tak ada tenaga lagi..kembali kami saling menatap..tanpa kata-kata, dan terlihat ada bulir-bulir air menyelimuti selaput mata kami..namun kami menjaga agar air mata kami tidak sampai jatuh ke pipi.

Yaah..kami tak kuat melihat pemandangan seperti itu.. tapi ini kenyataan, sungguh suatu kenyataan.. Ternyata ada kehidupan lain di luar sana yang mungkin tak kita ketahui dan pikirkan selama ini. Kalau selama ini kita sudah sangat merasa menderita dengan penyakit flu, demam, cacar, anemia, mungkin itu belum seberapa dibandingkan penderitaan yang dialami oleh mereka para penderita Thalassaemia.

1 komentar:

abi mengatakan...

Ma'af baru ketemu blog-ya.
Trims ya..sudah mau mengekspose tentang Thalassaemia di blog-nya. Semoga ini akan semakin "mempopulerkan" persoalan ini ke khalayak ramai. Saya sudah "berkenalan" dengan thalassaemia sekira 11 tahun,karena memang anak bungsu saya "mayor" statusnya...(kayak militer saja,,ya...). Kami( saya dan anak saya ) sepakat,untuk menghadapi "berkah ini" dengan ikhlas...rasional...dan asyik-asyik saja....
Karena,yg namanya hidup,tanpa persoalan tambahan saja memang sudah susah.Apalagi dapat bonus "thalassaemia"... Mengeluh,memang bukan hal yang saya suka. Kalau ada persoalan khan lebih baik dicari solusinya...bukan berkeluh-kesah...habis energy kita,nanti.
"Appreciate" saya untuk mBak Yeni 'n gangs,yang dapat memaksimalkan waktu,tenaga,harta dan kasih sayang untuk orang-orang yang "terlupakan"...
Kalau ada kesempatan ( sempatin,dong...) berkunjunglah ke tempat kami agar kita bisa saling bersilaturahmi lebih dekat,sekalian refreshing....
alamat kami di:
Pipin Ramdani (Ketua 1)
POPTI.
(Persatuan Orang Tua Penderita Thalassaemia).Garut 081288658090.
Kami do'akan semoga mBak Yeni sekeluarga,juga teman-teman,selalu ada dalam lindungan Yang Maha Kuasa, Amien....