Kamis, 13 Januari 2011

Tempayan Utuh atau Tempayan Retak.. ?

Waah..tak terasa sudah berganti tahun ya.. oya belum mengucapkan "Selamat Tahun Baru" untuk semua sahabat blog aku yaaah... (^^,) -- sukses senantiasa menyertai langkah kita di tahun ini... amiiin..

Semula aku ragu ingin menulis, setelah sekian lama tidak menulis di blog.. Banyak ide, tapi tidak cukup waktu untuk menuangkannya... Tapi secara tak sengaja, aku membuka blog seorang sahabat, yang sudah lama juga tak ku
buka. Di salah satu artikelnya, disharingkan apa manfaat nge-blog... Satu hal yang menggugahku untuk segera menulis lagi, dikatakannya bahwa nge-blog itu seperti meninggalkan "warisan", yang tentu saja bukan warisan harta benda, namun tentang berbagi ide, pemikiran dan pengalaman. Dan kita akan menjadi lebih kaya dengan berbagi.... Maka saat ini aku ingin sedikit berbagi kepada sahabat-sahabatku smuanya..

Sebenarnya aku hanya menuliskan kembali sebuah broadcast-an bbm dari seorang sahabat, maaf lupa nama pengirimnya, hanya sempat menyimpannya di note, karena isinya yang sangat baguuus....

Cerita bijak dari China, sebagai bahan renungan !
Seorang ibu di China yang sudah tua memiliki 2 buah tempayan yang digunakan untuk mencari air, yang dipikul di pundak dengan menggunakan sebatang bambu. Salah satu dari tempayan tersebut retak, sedangkan yang satunya tanpa cela dan selalu membuat air hingga penuh.

Setibanya di rumah, setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh. Selama 2 tahun hal ini berlangsung setiap hari. Dimana si ibu membawa pulang air hanya satu setengah tempayan. Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya dan sedih karena hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.

Setelah 2 tahun, karena dianggap telah gagal, si tempayan retak berbicara kepada ibu tua, "Aku malu, sebab air bocor melalui tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju rumahmu...". Ibu itu tersenyum, "tidakkah kau lihat, bunga beraneka ragam di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang satunya?" Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih-benih itu. Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Kalau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak seasri saat ini, karena tidak ada bunga.

Pelajaran yang aku dapatkan dari cerita sederhana ini adalah :
Setiap orang punya kekurangan, namun keretakan dan kekurangan itulah yang justru menjadikan kita hidup bersama lebih menyenangkan dan memuaskan satu sama lain.
Bayangkan kalau semua orang sempurna, mungkin yang akan terjadi pertengkaran, saling merasa diri hebat, tidak ada komunikasi, sosialisasi dan sebagainya. Dan tidak ada kesempatan dimana kita bisa saling mengisi dan melengkapi. Apa warnanya hidup ini ??? halah.. sok puitis gitu..?? hehe (^^,)

Apa saat ini kita adalah tempayan utuh atau tempayan retak..? jawabannya ada pada diri kita masing-masing....

Bila kita adalah tempayan retak, jangan berkecil hati.. Cari berbagai cara dan upaya, agar tetap dapat berkarya walaupun dengan keretakkan kita..

Bila kita adalah tempayan utuh, jangan sombong.. Tetap lakukan yang menjadi bagian kita dengan sebaik-baiknya..

Tidak ada komentar: