Sabtu, 28 Januari 2012

"Kapan Angga sembuh, Bu?" (˘̩̩ε˘̩ƪ)\('́⌣'̀ )

by Yeny Indrawati on Saturday, 28 January 2012 at 00:53

Pagi ini tak seperti hari Jumat biasanya..Bangun lebih pagi, bersiap pergi lebih awal.. Aku sudah tak sabar ingin menemui Angga, adik kecilku, di Bandung..

Sekitar pukul 6.15, aku dan seorang teman kantorku (Bank OCBC NISP), Fonita..siap pergi menuju ke salah satu RS Mata di Bandung. Hari ini Angga, adik Thalassaemia kami ini, sudah dijadwalkan untuk operasi katarak..

Perjalanan kami lancar, hingga kami tiba di Bandung sekitar pukul 9.00, tapi begitu kami sampai di RS, Angga tidak kami temui di kamarnya, huaaa.. Anggaaa.., kamu dimanaa..? (´.`ƪ)
Kata seorang perawat, Angga sudah dibawa ke lt3 ruang operasi.. Langsung kami menuju ke ruang operasi (walaupun sudah diingatkan bahwa selain orang tua, tidak boleh berada di dalam atau melihat diluar ruang operasi skalipun). Tapi kami nekad saja..kami tak ingin melewati mome
nt menemaninya menjelang dioperasi.

Sesampainya kami di lt3, kami mencari sebentar dan akhirnya kami menemui Angga dan ayahnya duduk di pojok ruang tunggu, siap dipanggil untuk operasi. Sementara disekitarnya terlihat beberapa oma opa berbaju biru (baju khusus pasien) juga sedang menunggu saat operasi. Angga, terl
ihat tenang sekali saat itu..kusapa dia, namun dia diam saja..yaah, seperti sudah kuceritakan sebelumnya, Angga memang pendiam..bahkan tanpa ekspresi..Tapi aku merasa justru dengan sifatnya seperti itu, artinya Angga adalah anak yang tabah dan tegar, tidak manja.. Good Angga..kami pun tenang.. (" '́⌣'̀)/(._.`)

Sambil menunggu giliran Angga dipanggil, seorang ibu yang sedari tadi seperti ingin mengajak ngobrol bertanya kepada kami.. "Dari gereja mana, de..?", aku menjawab, "Oh, kami dari kantor, Bu..". Entah apa maksudnya, tapi dari raut wajahnya sepertinya ia gelisah dan ingin mengajak ngo
brol kami lebih dekat. Akhirnya kami mengetahui bahwa ia sedang menunggu cucunya yang sedang dioperasi tumor mata (yang sudah sampai menyerang syaraf)..hikss.. Lalu, temanku mengajak ibu itu, Angga dan bapaknya, untuk berdoa bersama. Kami mendoakan tidak hanya untuk Angga tapi juga untuk cucunya yang sedang dioperasi. Angga dan bapak berbeda keyakinan dengan kami dan ibu itu, tapi kami berdoa dengan satu keyakinan bahwa Tuhan akan membantu kelancaran operasi anak-anak kami.. Disinilah aku merasakan indahnya perbedaan yang dapat saling menguatkan... ƪ(˘⌣˘)ʃ

Waktu terus berjalan, Angga belum juga dipanggil..dan kami ngobrol dengan bapak Angga..dan kami mengetahui bahwa bapak dan ibu Angga tidak bekerja..bila sedang ada order untuk pekerjaan bangunan saja, bapak bekerja, begitu ujarnya..pernah kerja di pabrik rajut kaos kaki, tapi sekarang sudah tidak bisa, mata bapak sudah sulit melihat lubang jarum..hikss..padahal bapak Angga hanya butuh kacamata plus yang harganya tidak terlalu mahal, tapi ia tidak mampu membeli.. Beberapa menit kemudian, Angga pun dibawa masuk ruang operasi..

Dan tak berapa lama, ibu Angga datang, menggantikan bapak, me
nunggu Angga selesai operasi.. 10, 20 menit kami tunggu, Angga belum juga keluar..padahal anak-anak sebelumnya hanya 10-15 menit. Lalu kami ngobrol lagi dengan ibu Angga.. Tak henti ia mengucap syukur dan trimakasih untuk para donatur Angga (para karyawan OCBC NISP).

Dan satu ceritanya yang tak mungkin kulupa, yang membuat aku semakin sayang pada adikku Angga yang satu ini.. "Angga sering bilang ke ibu.. Angga kapan sembuh, Bu..?" Yah ibu hanya bisa bilang, "Berdoa yuk nak.." (lalu kami berdoa,ujarnya). Dan beberapa hari kemudian Angga bertanya
lagi, "Koq belum sembuh juga Bu?", "Yah, artinya masih harus berdoa lagi nak..". (dan kami berdoa terus, hingga hari ini,ujarnya dengan isak tangis). Dan Angga sering mendengar kalau teman-temannya mengaji..dia suka sekali..dan ingin sewaktu-waktu bisa mengaji lagi.. *Huuaaa..tak tahan aku menahan sesaknya dadaku ini mendengar cerita ibu.. (˘̩̩~˘̩ƪ) .

Bagaimana ibu dan bapak ini bisa begitu tabah menjalani hari-hari mereka..Angga bukan hanya tidak bisa melihat karena katarak yang dialaminya 5 tahun terakhir (sejak usia 9 th), namun Thalassaemia juga telah membuat limpanya harus segera dibuang..
Oh Tuhan, lihatlah mereka..penuhi mereka dengan berkatM
u ya Tuhan..(hanya ini yang dapat kuucap dalam hati, sambil tetap menahan rasa pedih yang kurasakan jua).

Dan sekitar 35 menit akhirnya Angga keluar juga dari ruang operasi.. Angga tidak pendiam lagi seperti biasanya.. Tapiiii.. Angga menangis.. dia menangissss sejadi-jadinya.. Angga yang begitu diam dan tegar, dia menangis..?? Dalam hati kubertanya, "kenapa de..? Sakit yah?? (˘̩̩~˘̩ƪ)."
Yah, ternyata Angga kesakitaaaan..hiksss Kasian..sungguh tak t
ega melihatnya..dia terus menjerit sementara bapak n ibunya menenangkan..Kulihat bapak Angga yang juga tegar, menitikkan air mata..entah air mata lega karena anaknya barus saja melewati satu tahap menuju mimpinya,atau air mata kepedihan melihat Angga kesakitan..huaaa.. Kami kuatir bila Angga menangis terus akan membahayakan matanya yang baru saja dioperasi.

Sampai Angga dibawa kembali ke ruang rawat inap pun, ia masih menangis.. Baru sekitar 10 menit kemudian ia agak tenang..dan tertidur. Maka kami bisa juga meninggalkan sejenak untuk mengisi perut kami yang sudah berbunyi..

Setelah makan kami pun kembali melihat kondisi Angga..sekaligus membawa 3 box makanan untuk bapak ibu dan Angga. Saat itu waktu menunjukkan pukul 2.15 siang, namun bapak dan ibu Angga belum mau makan saat kami anjurkan untuk segera makan.. Kata ibu Angga, "nanti saja, tunggu Angga bangun dan boleh makan jm3 (setelah puasa)." So sweet Bu..hiks.. (˘̩̩~˘̩ƪ)
Dan waktu terus berlalu, Angga sudah sempat makan sedikit, bapak ibu pun baru makan.. Kami tinggal menunggu dokter visit Angga dan membuka perban di kedua matanya.. Uugh..lama juga yah..nebus obat di apotik sudah, duduk-duduk sambil memejamkan mata sudah..tapi dokter bel
um juga datang..

Akhirnya sekitar pukul 5.00 sore dokter pun datang. Perban Angga dibuka perlahan-lahan, dan Angga diminta membuka matanya sedikit-sedikit.. Ini waktu yang sangat aku tunggu..aku ingin sekali Angga dapat melihat lagi wajah bapak dan ibunya..dan aku juga ingin Angga melihatkuuu..(˘̩̩~˘̩ƪ)

Sembari dicek ini itu, akhirnya Angga membuka kedua matany
a, walau masih belum seluruhnya.. Kulihat lagi wajah si bapak yang tegang dengan mata berkaca-kaca..seakan sangat haru dan menantikan saat seperti ini sejak lama.. (-̩̩-̩̩͡_-̩̩-̩̩͡).. Lalu tiba-tiba Angga menangis kecil, seperti bergumam ke bapaknya.. Karena suaranya kecil dan berbahasa sunda, dengan penasaran aku pun bertanya ke bapak.. "Angga bilang apa pak?", oh, katanya "koq liatnya begini, Pak?". Ternyata Angga bilang ke bapaknya, kenapa melihatnya sedikit? Mungkin Angga sangat tidak sabar ingin dapat langsung melihat jernih.. Lalu kami menenangkan Angga, sabar de,.. memang butuh proses, tapi kalau Angga sabar dan rajin pakai dan minum obat, pasti bisa cepat melihat jelas.. Dan ia pun mengangguk tanda mengerti..

Dan karena smua urusan hari ini sudah selesai, dan waktu sem
akin sore, kami pun pamit untuk kembali ke Jakarta.. Namun sebelum pulang, teman aku kembali mengajak berdoa..kami berlima berdoa, berterima kasih atas penyertaan Tuhan hari ini dan agar mata Angga benar-benar pulih, tak lupa juga mendoakan para donatur Angga agar diberkati lebih lagi..

Dengan berat hati, kami pun harus meninggalkan Angga lag
i.. Semoga besok keadaanmu lebih baik lagi ya..dan selamat tidur nyenyak lagi malam ini Angga..

Angga..mungkin kau hanya sebagian kecil dari perjalanan hidupku berpuluh-puluh tahun lamanya.. Tapi kehadiranmu mengajari aku banyak hal tentang kehidupan..
Tentang rasa bersyukur
Tentang sebuah ketegaran
Tentang arti kasih sayang sebuah keluarga
Tentang sebuah kesabaran
Ah..masih banyaklah Ngga..


*Terima kasih Tuhan, Kau beri aku kesempatan lagi
untuk mengalami smua ini..(‾ʃƪ‾)

We (´▽`ʃ♡ƪ) u Angga...

Tidak ada komentar: